Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendapat Unit Rusun, Warga Pinangsia Ini Masih Salahkan Ahok

Kompas.com - 29/05/2015, 11:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Semalam, Samsudin menjadi penghuni baru di Blok A Rusun Komarudin, Cakung, Jakarta Timur. Dia adalah salah satu warga pindahan atau relokasi dari bantaran Sungai Ciliwung di Pinangsia, Jakarta Barat.

Samsudin kini menempati sebuah unit rusun dengan dua kamar di lantai dua. Saat ditemui Kompas.com, Jumat (29/5/2015), bapak dua anak ini sedang berbenah. Kamis (28/5/2015) malam tadi, ia baru saja tiba membawa semua perabotan barang dari rumahnya yang digusur. Untuk pindah membawa perabotan, ia menghabiskan uang Rp 500.000.

Pindah di rusun tersebut adalah sesuatu yang di luar kehendak Samsudin. Menurut Samsudin, ini karena kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menggusur tempat tinggalnya.

"Ini keterpaksaan karena di sana sudah enggak bisa buat berlindung lagi. Pemerintah sudah kurang manusiawinya. Ini semua ulahnya Ahok," kata Samsudin di Rusun Komarudin, Jakarta Timur, Jumat pagi.

Ia mengatakan, suka atau tidak, kini dia mesti tinggal di rusun tersebut. Yang memberatkannya adalah biaya sewa. Samsudin mengaku lebih senang tinggal rumahnya di Pinangsia. Kata dia, sekalipun rumah itu kecil, ia tidak perlu membayar sewa, cukup bayar listrik dan air.

"Kalau di sini kan kita sewa, kayak ngontrak seumur hidup. Masih mending kalau perumnas, bayar tiap bulan, tetapi 15 tahun bisa jadi milik. Kalau ini kan modelnya seumur hidup ngontrak. Jadi, kalau betah terusin, enggak betah ya angkat kaki," ujar Samsudin.

Ia belum tahu pasti, berapa biaya sewa rusun nantinya. Selama enam bulan ke depan, ia akan bebas dari biaya sewa unit rusun, kecuali untuk air dan listrik. Namun, menurut beberapa tetangga-nya yang sudah menempati rusun itu, biaya sewa di lantai dua Rp 213.000. Biaya ini, bagi dia, adalah beban.

Pria yang sudah "pensiun" dari pekerjaannya sebagai sekuriti itu tidak memiliki penghasilan. Dia menyebut, di Pinangsia, dia bisa memperoleh rezeki. Sekarang, dia mesti memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tempat tinggal dengan suasana baru itu.

"Kan Rp 20.000 saja buat kebutuhan sehari-hari belum tentu cukup," ujar dia.

Selain itu, Samsudin mengaku, putri kecilnya yang duduk di bangku kelas IV SD 103 Ancol, Jakarta Utara, sudah beberapa hari tak sekolah karena gusuran itu. Padahal, awal pekan depan, putrinya mesti mengikuti ujian sekolah.

"Kemungkinan saya mau titip dulu dua bulan di keluarga di Kota, biar dia bisa sekolah," ujarnya.

Samsudin merupakan salah satu warga bantaran Kali Ciliwung, Pinangsia, Jakarta Barat, yang rumahnya ditertibkan. Mereka menempati jalur hijau yang akan digunakan untuk pembangunan jalan inspeksi oleh Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com