Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tugas Polisi Atur Lalu Lintas di Jakarta Sudah Sangat Berat"

Kompas.com - 16/06/2015, 16:40 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Condro Kirono mendukung segera penerapan sistem electronic road pricing (ERP) di Jakarta. Dengan kemacetan yang tinggi, penegakan hukum secara manual sudah sangat berat untuk dilakukan.

"Tugas polantas (polisi lalu lintas) mengatur lalu lintas di Jakarta sudah sangat berat, apalagi untuk penegakan hukum secara manual, itu berat," kata Condro dalam dialog publik tentang ERP di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Hal ini juga terkait dengan kebiasaan sebagian pengguna jalan yang tidak taat aturan lalu lintas. Bagai fenomena ayam dan telur, kemacetan dan ketidakdisiplinan pengguna jalan sama-sama berhubungan sebab akibat.

Saat macet, pengguna jalan cenderung melanggar aturan lalu lintas. Melanggar aturan lalu lintas juga berpotensi menyebabkan kemacetan.

Sementara itu, upaya untuk mengurangi kemacetan dengan membatasi penggunaan kendaraan dan penegakan hukum selama ini masih dilakukan secara manual, misalnya kebijakan 3 in 1 di sejumlah jalan protokol di Jakarta. Karena pengawasannya masih manual, banyak kendaraan yang lolos. Sebab, tugas polisi tidak hanya mengawasi penumpang setiap mobil, tetapi juga mengatur lalu lintas.

Untuk itu, menurut Condro, dibutuhkan sebuah sistem elektronik guna mengatasi hal tersebut. Namun, sebelumnya, pendataan kendaraan melalui electronic registration identification (ERI) perlu dirampungkan.

"Sejauh ini, untuk pendataannya dilakukan di tingkat provinsi, baru nanti akan dikembangkan secara nasional," ujar dia.

ERI dibutuhkan supaya kendaraan yang melewati daerah ERP bisa teridentifikasi oleh sensor. Sebab, kendaraan yang sudah terdaftar melalui ERI dipasangi on board unit (OBU) yang mampu dideteksi kamera sensor di mesin ERP.

Nantinya, kata Condro, data kendaraan dalam ERI juga bisa digunakan untuk implementasi electronic law enforcement (ELE) atau tilang elektronik.

Sementara itu, Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Miyanto mengakui, polisi siap untuk mengimplementasikan ERP di Jakarta. Namun, data kendaraan yang dimiliki Samsat Polda Metro perlu disinkronisasikan terlebih dahulu dengan data Pemerintah Provinsi DKI.

"Data yang ada di polisi dan di Pemda ada perbedaan, maka harus disamakan dulu, saat ini masih proses," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com