Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pemerkosaan di Angkot D01, Dinas Perhubungan Belum Beri Sanksi

Kompas.com - 23/06/2015, 13:41 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta tidak dapat memastikan untuk mencabut trayek di angkot D01 bernomor polisi B 1403 VTX jurusan Ciputat-Kebayoran. Di angkot tersebut telah terjadi pemerkosaan seorang karyawati.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dishubtrans DKI Jakarta Emmanuel Kristianto mengatakan, trayek angkot D01 asalnya dari Tangerang sehingga kewenangan untuk mencabut trayek juga dari Dishub Tangerang.

"Kami masih koordinasi dengan Dishub Tangerang karena izin yang mengeluarkan mereka," ujar Emmanuel saat dihubungi, Selasa (23/6/2015).

Namun, trayek tersebut juga masuk ke kawasan Jakarta Selatan, yakni daerah Kebayoran. Oleh karena itu, Dishubtrans DKI juga tetap melakukan pengawasan terkait trayek tersebut.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Priyanto mengatakan, angkutan umum yang beroperasi di wilayahnya berada di dalam pengawasannya. Namun, untuk penindakan kewenangannya, hal itu berada di dinas.

"Kita hanya bisa memberikan penyetopan, pengimbauan, kebijakan selanjutnya ada di dinas apakah dicabut izinnya atau tidak. Dari kami cuma dikasih penanda biar tidak hilang," kata dia.

Pengawasan, kata dia, mencakup penegakan aturan kaca film di angkot. Sejak kemarin, pihaknya melakukan operasi kaca film di angkot.

"Selalu memonitor penggunaan kaca di angkot. Sejak kemarin, kami melakukan operasi terkait kaca film. Kalau ada yang menggunakan kaca film terlalu gelap, kami copot," kata dia.

Operasi tersebut dilakukan di beberapa titik, misalnya di daerah Lenteng Agung, Tanjung Barat, dan Cilandak. Dengan begitu, semua angkot yang menggunakan kaca gelap bisa termonitor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com