"Masih diselidiki, apa instrumen yang meledak itu petasan atau bom rakitan," ujar Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jumat (10/7/2015) pagi.
Badrodin minta pihak Puslabfor Polri segera mengeluarkan hasil penelitiannya agar dapat segera ditindaklanjuti secara hukum. Jika memungkinkan, hasil penelitian itu selesai pada Jumat ini. [Baca: Pagi Ini Polisi Kembali Olah TKP Ledakan Mal Alam Sutera]
Seiring dengan penelitian oleh Puslabfor Polri, lanjut Badrodin, kepolisian juga telah menyasar rekaman CCTV di mal tersebut.
Penyidik ingin mengetahui siapa pelaku yang meletakkan benda yang menjadi sumber ledakan di toilet tersebut. "Penyelidikannya kami mulai dari situ (CCTV). Proses itu sedang berjalan," ujar Badrodin.
Terkait masih ada hal yang berkaitan dengan teror masyarakat padahal Kapolri telah menjamin keamanan selama menjelang Idul Fitri 1435 Hijriah, Badrodin tak mengaku kecolongan. [Baca: Tim Identifikasi Sidik Jari Polri Datangi Lokasi Ledakan di Mal Alam Sutera]
"Ya bisa-bisa saja. Akan tetapi, persoalannya, apakah itu benar bom atau hanya petasan? Tunggu saja hasil penelitiannyalah," ujar Badrodin.
Ia menegaskan, jajarannya telah melakukan penebalan personel pada pusat-pusat massa. Misalnya, pusat belanja, stasiun, bandar udara, terminal, dan pelabuhan. Salah satunya untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Seperti diberitakan, ledakan berkekuatan rendah terjadi di salah satu toilet pria lantai dasar Mal Alam Sutera, Tangerang, Kamis siang. Salah satu petugas kebersihan mal mengatakan, ledakan berasal dari dalam salah satu bilik toilet. [Baca: Dari Lokasi Ledakan di Mal Alam Sutera, Polisi Bawa Tas Hitam Besar]
Kepulan asap muncul dari sumber ledakan. Tidak ada korban jiwa atas ledakan itu. Poin kerugian hanya diakibatkan dari rusaknya kaca pintu toilet.
Adapun polisi dua kali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Olah pertama dilakukan beberapa saat seusai kejadian. Yang kedua dilaksanakan pada Jumat pagi. Olah TKP belum membuahkan hasil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.