Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tips untuk Pemudik yang Menggunakan Bus

Kompas.com - 11/07/2015, 10:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Musim mudik lebaran telah tiba. Salah satu sarana transportasi umum yang digunakan para pemudik untuk mencapai kampung halamannya adalah bus.

Kepada Kompas.com, pegiat angkutan umum yang juga pemilik akun @NaikUmum, Andreas Lucky Lukwira menyampaikan beberapa tips untuk pemudik yang menggunakan bus. Berikut tips-tips tersebut:

1. Cari bus yang tiketnya bisa di-booking
Andreas mengatakan hal ini penting dilakukan untuk memastikan ketersediaan bus. Menurut dia pemudik bus sebaiknya menghindari pembelian tiket secara go-show karena selain belum adanya kepastian ketersediaan bus, harga tiket saat arus mudik juga tidak bisa dipastikan.

"Beli tiket sebelum hari H memastikan Anda tidak terkena “tarif gorok” yang sering terjadi meskipun bukan masa mudik," ujar dia.

2. Konfirmasi keberangkatan
Untuk menghindari adanya double seat, Andreas menyarankan agar pemudik menelepon agen bus yang akan ditumpangi untuk mengkonfirmasi bahwa ia sudah masuk data calon penumpang saat hari keberangkatan.

"Mayoritas operator bus masih menerapkan sistem booking manual, sehingga double seat sangat mungkin terjadi. Konfirmasi juga untuk mengetahui apakah jadwal bus terlambat atau tidak," ucap dia.

3. Manfaatkan titik keberangkatan dari agen atau pool
Bus Andreas mengatakan keamanan terminal sampai saat ini masih belum terjamin. Karena itu akan lebih baik apabila pemudik bus naik dari agen atau pul milik operator bus yang akan ia tumpangi.

"Kondisi di pool atau agen relatif tidak seramai di terminal. Hal ini tentu menjadikan keamanan menjadi lebih terjamin. Setidaknya di pul atau agen pemudik tidak perlu bertemu dengan banyak pengamen, pedagang, calo, dan yang paling dihindari, copet," kata Andreas.

4. Pisahkan barang berharga
Inventarisir barang bawaan sebelum berangkat merupakan hal yang wajib dilakukan pemudik. Andreas mengatakan pemudik harus memisahkan barang yang tidak dipakai saat perjalanan (seperti baju dan oleh-oleh) dengan barang yang diperlukan di perjalanan (seperti uang, kartu ATM, ponsel). Barang yang tidak dipakai saat perjalanan bisa dimasukan ke bagasi bus. Sedangkan untuk barang yang dipakai dibawa masuk ke dalam kabin. Namun jangan sekali-sekali menaruh tas berisi laptop atau barang berharga di bagasi atas.

"Saya pernah menemukan modus maling ‘geser tas’ di sebuah perjalanan bus AKAP. Karena itu tas berisi laptop atau barang berharga lebih baik terus dipangku di sepanjang perjalanan," papar Andreas.

5. Penempatan bagasi sesuai tujuan
Bila pemudik tidak berhenti di kota tujuan akhir, sebaiknya barang bawannya berada di bagasi sisi kiri. Hal ini untuk mempermudah dia dan kernet bus mengambil barang ketika telah sampai di kota tujuannya.

"Ingat selalu posisi bagasi Anda ada di bagasi sebelah mana. Kalau memungkinkan awasi bagasi Anda bila ada penumpang lain yang turun. Di bus, tertukarnya barang bawaan penumpang sangat rawan terjadi," ujar dia.

6. Siapkan uang receh dan makanan ringan
Waktu tempuh mudik dengan bus seringkali di luar perkiraan. Oleh karena itu, Andreas menyarankan pemudik  untuk memastikan ketersediaan makanan ringan penting untuk dilakukan pemudik untuk mengantisipasi bus terjebak kemacetan.

Selain itu, siapkan pula uang receh bila di tengah perjalanan pemudik ingin membeli jajanan atau keperluan ringan lainnya. Hal ini untuk mencegah pemudik merogoh dompet di perjalanan.

"Membuka dompet atau tas di tempat umum sama saja memberi kesempatan copet memperhatikan isi dompet. Minimalisir membuka dompet atau tas di tempat umum," kata Andreas.

7. Bawa turun barang berharga saat istirahat
Untuk perjalanan jarak jauh, bus biasanya berhenti di rumah makan atau tempat peristirahatan lain. Saat situasi tersebut, pemudik diimbau untuk membawa barang berharganya turun.

"Banyak terjadi maling tas beroperasi saat bus beristirahat di rumah makan," ucap Andreas.

8. Berdoa
Berdoalah sebelum dan sepanjang perjalanan. Baik saat di rumah sebelum berangkat, sebelum bus berangkat dari titik awal, dan di setiap titik pemberhentian bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com