Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajaj "Online" Dinilai Tidak Akan Mampu Saingi Go-Jek dan Grab Bike

Kompas.com - 20/08/2015, 12:32 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bajaj online yang akan diluncurkan oleh Organda DKI Jakarta diyakini tidak akan dapat menyaingi layanan ojek berbasis aplikasi, seperti Go-Jek ataupun Grab Bike.

Selain tarif yang masih didasarkan pada proses tawar-menawar, terbatasnya jangkauan bajaj dinilai akan membuat masyarakat lebih memilih menggunakan ojek.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, saat ini ada peraturan yang menyatakan suatu bajaj hanya boleh beroperasi di wilayah yang sesuai dengan tanda yang terpasang. Misalnya, bajaj yang memiliki tanda tulisan Jakarta Pusat hanya boleh beroperasi di wilayah Jakarta Pusat.

"Kalau ojek kan tidak ada peraturan seperti itu," ujar dia kepada Kompas.com, Kamis (20/8/2015).

Selain itu, Tyas (sapaan Darmaningtyas) menyebut hal lain yang dinilai akan membuat bajaj online akan sulit bersaing dengan Go-Jek dan Grab Bike adalah larangan bagi bajaj melintas di jalan-jalan protokol.

"Kalau sepeda motor kan sejauh ini dilarangnya cuma di Medan Merdeka Barat dan Thamrin doang," ujar Tyas.

Tyas juga mengkritik tarif bajaj online yang masih mengacu pada proses tawar menawar. Ia menilai hal tersebut akan membuat calon penumpang tidak bisa memperkirakan tarif yg akan dibayar sebelum memesan.

"Itu kan lucu. Harusnya kalau memang mau pakai sistem online, ya berlaku secara keseluruhan. Tidak setengah-setengah," kata Tyas.

DPD Organda DKI Jakarta dalam waktu dekat akan meluncurkan layanan bajaj online. Layanan ini diberlakukan untuk bajaj berwarna biru yang berbahan bakar gas (BBG).

Sama seperti ojek berbasis aplikasi, layanan bajaj online tidak hanya menyediakan jasa transportasi penumpang, tetapi juga pengiriman barang ke seluruh wilayah Ibu Kota.

Adapun nama aplikasi pemesanan bajaj secara online adalah Bajaj Online App yang bisa diunduh melalui Android Playstore.

Meski demikian, peraturan tarif bajaj online masih sama seperti bajaj konvensional. Yakni ditetapkan setelah penumpang dan pengemudi negosiasi di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com