JAKARTA, KOMPAS.com — Data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane menunjukkan, saat ini Kali Ciliwung hanya mampu menampung air dengan debit kurang dari 200 meter kubik per detik. Padahal, kemampuan daya tampung air di kali tersebut harusnya bisa mencapai 570 meter kubik per detik.
Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Teuku Iskandar, mengatakan, menurunnya kemampuan daya tampung Kali Ciliwung disebabkan adanya penyempitan kali. Penyebabnya, terlalu banyak rumah liar di bantaran, salah satunya di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Kondisi bantaran Sungai Ciliwung yang sesak dengan permukiman ini yang membuat kapasitas tampung aliran air menurun, dan jadi penyebab banjir di Jakarta," kata Iskandar kepada Kompas.com, Jumat (21/8/2015).
Iskandar menilai, hal yang perlu dilakukan untuk mengembalikan daya tampung Sungai Ciliwung seperti semula adalah pelebaran.
Hal ini akan berdampak penggusuran permukiman warga yang saat ini ada di bantaran sungai. "Upaya normalisasi perlu dilakukan dari lebar saat ini 20-30 meter menjadi 50 meter," ujar Iskandar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.