"Padahal, bibi saya dapat tuh, tetapi pada takut. Alasannya macam-macam, takut lift-nya bermasalah atau listrik sama air enggak lancar," ujar Safiyah di Rusun Jatinegara Barat, Jumat (21/8/2015).
Safiyah mengatakan, akhirnya, kerabatnya tersebut memilih untuk pulang ke kampung halaman. Ada pula yang pergi ke Bogor untuk menumpang hidup dengan saudara yang lain.
Safiyah mengatakan, awalnya dia dan keluarga juga merasakan ketakutan itu. Akan tetapi, dia memilih untuk mencoba terlebih dahulu rusun yang telah menjadi jatahnya. (Baca: "Tinggal di Rusun Kita Enggak Bisa Bikin Warung Lagi")
Terlebih lagi, kata Safiyah, mencari kontrakan sebagai tempat tinggal dengan harga yang pas adalah hal yang sulit. Di rusun ini, Safiyah hanya membayar Rp 300.000 per bulannya, lebih murah dari harga kontrakan di Jakarta pada umumnya. "Walaupun tetap enak di rumah lama yang enggak bayar," kata dia.
Setelah satu hari bermalam di rusun, prasangka buruk Safiyah terhadap rusun itu pun sirna. Dia merasakan bahwa tinggal di rusun lebih enak daripada di tempat lamanya yang berukuran lebih kecil.
Sejujurnya, dia ingin menceritakan pengalamannya bermalam di rusun kepada saudara-saudaranya itu. "Tetapi, orangnya sudah keburu pindah. Jadi, belum cobain rusun sudah keburu takut saja gitu. Bawaannya sudah takut saja tinggal di rusun," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.