"Saya kira wajar saja ada gerakan Lawan Ahok. Cara-cara yang dilakukan dalam penggusuran itu sama sekali tidak mengindahkan kemanusiaan," ujar Taufik ketika dihubungi, Minggu (23/8/2015) malam.
Taufik mengatakan, penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI cenderung kejam. Seharusnya, proses dialog lebih dikedepankan agar kericuhan tidak terjadi.
Pada hari pertama, pembongkaran di Kampung Pulo berlangsung ricuh. Bentrokan terjadi setelah negosiasi antara warga dan petugas berujung gagal dalam mencapai kesepakatan.
Suasana di Kampung Pulo menjadi mencekam pada waktu itu. Warga dan petugas terlibat bentrok di jalan. Gas air mata ditembakkan oleh petugas.
Warga sempat berhasil memukul mundur petugas. Batu-batu beterbangan. Jalan pun ditutup total akibat kericuhan.
Setelah soal penggusuran Kampung Pulo menjadi ramai, sejumlah organisasi mendeklarasikan berdirinya gerakan Lawan Ahok, Sabtu (22/8/2015). Dalam pernyataannya, para anggota gerakan ini menyatakan gerakan Lawan Ahok berawal dari kejengahan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Puncaknya tentu saja saat peristiwa kekerasan terhadap warga Kampung Pulo pada hari Kamis kemarin," kata juru bicara Lawan Ahok, Andi Sinulingga, dalam acara yang digelar di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.