Salah satunya pengalaman Agil, seorang mahasiswa tingkat akhir Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), ketika blusukan ke Kampung Cijantung, Desa Rabak, Rumpin, Bogor.
Saat mengendarai sepeda motor menuju lokasi, kata Agil, ia sempat terpeleset ke parit yang cukup dalam karena akses jalan yang jelek.
"Akses jalan menuju kampung itu memang masih berupa tanah, berbatu, dengan medan menanjak dan menurun. Ditambah karena semalam hujan, jalan jadi becek dan licin," cerita Agil yang mengaku tidak akan melupakan pengalaman itu.
Beruntung, setelah menunggu dalam keadaan kotor dan basah kuyup, tim Adventure for Humanity dari komunitas offroad menemukannya. Mereka pun segera membantu Agil keluar dari parit.
"Itu adalah pengalaman pertama saya datang ke kampung yang jauh dari pusat kota. Ternyata, masih ada kampung tertinggal di daerah Jabodetabek," ucapnya.
Meski begitu, komunitas yang ingin berpartisipasi harus mengikuti tahapan seleksi terbuka. Komunitas yang ingin mengikuti program juga harus menyerahkan proposal.
Di dalam proposal itu harus dijelaskan secara lengkap tentang profil komunitas, anggota, keadaan demografis, dan geografis dari lokasi yang jadi sasaran mereka, jumlah penerima kurban, juga rancangan pelaksanaan program. Pasalnya, program kurban Lazismu ini tak hanya memberikan manfaat kurban saja.
Warga di daerah terpencil pun biasanya mendapatkan akses layanan kesehatan, pembagian sembako, atau kegiatan kreatif lain, misalnya acara memasak bersama, perlombaan untuk anak-anak, dan sebagainya.
"Kami harap kegiatan seperti ini bisa terus berkembang sampai ke daerah-daerah terpencil," kata Tatang Rukhyat, Koordinator Event Pusat Lazismu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.