Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keindahan Alam Kali Cipinang yang Hilang Setelah Jadi Gunung Sampah

Kompas.com - 14/09/2015, 19:15 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih tersimpan diingatan Juli Karyadi, warga sekaligus Ketua RW 01, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengenai keindahan alam di sekitar daerah aliran Kali Cipinang di wilayah tersebut. Namun, keindahan Kali Cipinang dulu, kini tinggal kenangan bagi Juli setelah kali tersebut rusak dan tercemar.

Padahal saat masih terjaga dari pencemaran dan sampah, Kali Cipinang menjadi lokasi mandi dan mencari ikan.

"Sewaktu saya kecil, Kali Cipinang itu jadi tempat saya mandi. Airnya bersih, luar biasa sekali. Saya juga masih merasakan di sana banyak ikannya," kata Juli saat ditemui di rumahnya, Senin (14/9/2015).

Air di Kali yang disebut berasal dari Depok sampai ke arah Kanal Banjir Timur (KBT) itu dahulu juga masih bersih.

Juli mengingat, Kali Cipinang pernah kaya akan aneka jenis ikan seperti mujair, tawes, dan lele yang dapat dipancing sepanjang alirannya. (Baca: Gunung Sampah di Kali Cipinang Sempat Jadi TPS)

Luas Kali Cipinang pun masih lebar dan belum ramai penduduk. "Dulu lebarnya bisa enam sampai tujuh meter dengan kedalaman tiga sampai empat meter. Kalau dulu mau menyeberang enggak bisa karena memang dalam," ujar pria berusia 47 tahun itu.

Tetapi kondisinya saat ini berubah. Sepuluh tahun belakangan sisi kiri dan kanan tepian Kali Cipinang sesak jadi permukiman. Warga mengokupasi tepian kali untuk jadi tempat tinggal sampai membangun kontrakan-kontrakan dan jadi permukiman padat.

Kali Cipinang akhirnya jadi sempit dan tidak diperhatikan lagi. Air kali tersebut tidak bersih seperti dulu, berubah jadi hitam tercemar berbagai limbah.

Kabarnya, salah satunya berasal dari limbah perusahaan tekstil di kawasan Ciracas. Bekas empang di tepian itu pun jadi tempat sampah berpuluh-puluh tahun hingga menggunung.

Akibatnya, tatkala volume air naik saat musim hujan, yang tinggal di bantaran pun kebanjiran hingga mencapai 1,5 meter.

Rencana normalisasi

Dalam kondisinya yang sekarat saat ini, pemerintah punya rencana untuk menormalisasi Kali Cipinang. Kabarnya, normalisasi mau dilakukan dari Cibubur sampai KBT. Tetapi nampaknya rencana itu masih akan mengendap.

"Katanya masih rencana," ujar Juli. Padahal, lanjut Juli, sejumlah warga bantaran kali sudah tahu akan rencana normalisasi.

Warga sudah bertanya-tanya apakan akan ada kompensasi bagi mereka bila terdampak. "Bahkan di sini itu sudah sampai dilakukan pengukuran tahun 2014," ujar Juli.  

Rencananya, dalam normalisasi Kali Cipinang akan dilebarkan jadi 12 meter dan dikeruk lagi agar punya kedalaman 3 meter. (Baca: Ahok Sebut "Malu-maluin" Sampah Kali Cipinang Baru Diangkut...)

"Tetapi alhamdulillah sampai sekarang rencana itu belum terealisasi. Padahal itu kalau direalisasikan indah. Saya sangat mendukung rencana itu," ujar Juli. Gunung Sampah di Kali Cipinang Sempat Jadi TPS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com