Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi

Kompas.com - 18/09/2015, 12:33 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

"Ini kan yang kita enggak boleh tinggal diam. Kita harus buat intervensi positif terhadap kemudaratan dari merebaknya layanan transportasi online. Karena mereka semua kan memafaatkan layanan moda transportasi pribadi, baik roda empat dan roda dua," kata Izzul.

Menurut dia, harus ada pengaturan yang lebih baik. Misal jangan dibiarkan terus bertambah tanpa ada kriteria. "Sekarang kan ada yang baru lagi."

Kata dia, itu dikhawatirkan akan banyak menimbulkan dampak sosial. Kemudian masalah pelanggan, yakni nama, nomor ponsel, dan foto yang tersebar. Ini bisa rawan.

Sekarang, lanjut dia, muncul masalah-masalah pelecehan, misal tukang ojeknya kirim pesan singkat yang tidak enak. "Pelanggan kan harus diberi rating, diberi rating jelek kemudian meneror. Ini belum diantisipasi," ujarnya.

Memanfaatkan aplikasi

Izzul melihat merebaknya jasa transportasi berbasis aplikasi ini bukan untuk dikurangi. Pemerintah harus cermat dan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan inovasi aplikasi ini.

"Belum ada aplikasi misalnya Go-Busway, Go-KRL yang memudahkan orang untuk beli tiket KRL tanpa harus mengantri di loket," kata Izzul.

Aplikasi tersebut dianggap positif dan harus dipertahankan. Sehingga perlu diperluas ke moda transportasi lain, atau tranportasi massal. "Karena perkembangan IT itukan suatu keniscayaan yang tidak bisa dibendung," kata Izzul.

Namun, jika masih ada yang belum sesuai, harus disempurnakan. Misalnya ojek yang belum sah sebagai angkutan umum.

"Tetapi kan faktualnya, itu sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi ojek online yang menggunakan aplikasi sangat user friendly," ujar dia.

Izzul menambahkan para inovator dan stakeholder lainnya perlu dibina dan dirangkul. Sehingga dapat menyusaikan dan memperhatikan aspek keselamatan. "Karena sepeda motor kan menyumbang kecelakaan," kata Izzul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com