Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangnya Ikan di Laut Kami...

Kompas.com - 21/09/2015, 22:14 WIB

Nelayan asal Indramayu ini menceritakan, makin lama tempat pencarian ikan makin jauh dari pesisir. Saat ini, dia harus menempuh perjalanan sekitar 5,5 kilometer.

Hasil yang diperolehnya pun tak seberapa. Jika sedang beruntung, paling-paling ia bisa mendapatkan 10 kilogram rajungan.

Padahal, beberapa tahun lalu, dia mendapatkan hingga 25 kilogram rajungan sekali melaut. Mencari tangkapan pun tak perlu berlayar jauh, hanya sekitar 1,8 kilometer.

”Kalau bicara penghasilan, tentu makin berkurang. Kalau mencari rajungan di dekat pantai, sudah hampir dipastikan hasilnya sangat kurang. Dulu, di sekitar Ancol masih banyak (rajungan), tetapi sekarang di sana sudah dikeruk juga,” ungkapnya.

Pengurukan dan pembangunan pulau ini juga mulai meresahkan nelayan teri dengan kapal yang lebih besar. Firman (54), Rabu itu, bersama sebelas rekannya hanya mendapatkan 4 kuintal ikan.

”Rata-rata setiap melaut dapatnya cuma segitu, lalu dibagi ke awak dan yang punya (kapal). Cuma dapat Rp 30.000 sehari. Kalau dulu bisa sampai 1 ton, itu juga paling 12 kilometer keluarnya,” kata ayah tiga anak ini.

Firman juga mengeluhkan tak adanya sosialisasi kepada nelayan terkait perubahan alur pelayaran. Tiba-tiba saja pembangunan berlangsung sehingga membuat alur kapal berubah.

”Kalau ada pekerjaan lain, saya mau. Jadi anggota satpam atau kerjaan lain saya mau coba. Jadi nelayan sekarang sudah tambah susah,” katanya.

Daerah Teluk Jakarta, seperti dituturkan Koordinator Riset Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor Syamsul Bahri Agus, adalah habitat rajungan, udang, bandeng, teri, dan sejumlah ikan lain. Meski terdampak limbah dan pembangunan, sebagian wilayah itu masih menjadi habitat hewan-hewan laut tersebut.

Selama itu pula, laut di wilayah itu menjadi mata pencarian utama ribuan nelayan pinggiran. ”Saat reklamasi mulai dilakukan, ekosistem di wilayah itu pasti berubah. Habitat ikan rusak dan ikan akan berpindah. Selain itu, aliran arus jadi tidak sama dan fungsi mangrove yang tersisa sudah tak relevan. Dari semua itu, nelayan yang paling terdampak,” papar Syamsul.

Pakar oseanografi IPB, Alan Koropitan, menambahkan, dengan adanya pembangunan di Teluk Jakarta, bisa dipastikan ikan-ikan hilang. Sebab, sedimentasi akan terjadi dan membuat fotosintesis di dasar laut terganggu. Dengan begitu, pasokan makanan ikan juga pasti akan berkurang.

”Belum reklamasi saja habitat ikan telah berkurang karena limbah padat dan cair, apalagi kalau ditambah pembangunan,” ujar Alan.

”Kalau sudah terbangun seperti ini, sulit berkomentar lagi. Kami inginnya solusi dari pemerintah bukan seperti ini.” katanya. (Saiful Rijal Yunus)

___________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 September 2015, di halaman 1 dengan judul "Hilangnya Ikan di Laut Kami...".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com