Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Kuranglah Orang Gaji Pokok Cuma Rp 6 Juta

Kompas.com - 28/09/2015, 18:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik menilai, gaji pokok yang dia terima selama menjadi anggota DPRD masih begitu kecil. Jika digabung dengan berbagai tunjangan, kata dia, uang yang didapat pun masih kecil.

"Kuranglah orang gaji pokok cuma Rp 6 juta. Saya baru lihat tabungan di Bank DKI ya sebulan Rp 22 jutaan itu termasuk gaji sama tunjangan semuanya," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (28/9/2015).

Taufik mengatakan, besar gaji yang dia terima merupakan 75 persen dari gaji pokok Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Gaji yang dia terima sendiri sudah tidak dapat naik lagi. Kecuali, Kementerian Dalam Negeri menaikkan gaji gubernur.

"Kalau soal kenaikan gaji itu usulannya gaji gubernur harus dinaikkin juga. Kita minta Mendagri naikin dong gaji gubernur," ujar dia.

Taufik juga mengatakan kesulitan menjadi anggota Dewan selama ini berkaitan dengan keuangan. (Baca: Pendapatan Bulanan Anggota Dewan Diusulkan Naik)

Di mata masyarakat, kata Taufik, anggota Dewan dipandang memiliki banyak uang. Tidak jarang proposal permohonan bantuan dari masyarakat yang masuk ke anggota Dewan.

"Dari 30 proposal, misal hanya 29 yang kita turuti. Satu proposal kelewatan nih, kita langsung di-SMS, 'anggota Dewan medit'," ujar Taufik.

"Proposal yang masuk banyak. Ada yang anaknya sakitlah, mau masuk sekolahlah," ucap dia. Terlebih lagi saat Idul Adha lalu, banyak permintaan sumbangan hewan kurban kepada Taufik.

Hal-hal seperti itu, kata Taufik, tidak sepenuhnya bisa dipenuhi dari pendapatan selama menjadi anggota Dewan. Tidak jarang dia harus mengambil tabungan pribadi.

Taufik juga meminta masyarakat tidak berburuk sangka dengan anggaran reses dan kunjungan kerja yang dikhawatirkan disalahgunakan oleh anggota Dewan. (Baca: Pendapatan Bulanan Anggota Dewan Diusulkan Naik)

Sebab, anggaran kedua kegiatan tersebut tidak pernah diterima secara tunai oleh anggota Dewan. Saat reses, mereka hanya memberikan daftar kebutuhan saja kepada Kesekretariatan Dewan untuk disiapkan.

Meski tidak memegang uang tunai, Taufik tetap merasa anggaran untuk reses selama ini masih kurang. Tidak jarang, anggota Dewan harus "nombok" untuk memenuhi kebutuhan selama melakukan kegiatan Dewan.

"Dana reses sekitar Rp 10 juta per titik. Kita minta besaran itu untuk ditinjau, lihat realitasnya. Kalau Rp 10 juta, tekor. Kita kan ngumpulin ratusan orang, mesti ada tenda, ada snack," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com