Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Jadikan Belitong Kabupaten Pertama yang Berikan Jaminan Layanan Kesehatan

Kompas.com - 03/10/2015, 15:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum layanan jaminan sosial kesehatan (BPJS Kesehatan) diberlakukan di Indonesia, Kabupaten Belitong adalah kabupaten pertama di Indonesia yang menjamin kesehatan warganya.

"Saya jadikan Belitong kabupaten pertama di Indonesia yang jamin kesehatan penduduk," ujar 
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi pembicara dalam kongres dan workshop Himpunan Seminar Farmasi Rumah Sakit Indonesia (HISFARSI) di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Sabtu (3/10/2015).

"BPJS ini wajib hukumnya bagi saya. Anda mau ribut sama saya saya soal ini, ayo saya ajak (ribut)," ujar pria yang akrab disapa Ahok, Sabtu (3/10/2015).

Ahok mengaku sudah mulai mendalami jaminan kesehatan untuk masyarakat ketika dia masih menjadi anggota DPRD di Belitung. Ketika itu, dia rajin membaca tulisan-tulisan opini di surat kabar.

Dia juga bertemu dengan beberapa tokoh yang turut memperjuangkan jaminan kesehatan masyarakat ketika itu seperti Rieke Diah Pitaloka dan Surya Candra.

Pada 2005, Ahok menjadi Bupati Belitong. Dia tidak ingin menunggu terlalu lama untuk mewujudkan jaminan kesehatan seperti BPJS di Belitong. Akhirnya, dia mencoba menerapkan hal itu di Belitong.

"Dulu hanya ada askeskin (asuransi kesehatan keluarga miskin). Lalu saya tanya bisa enggak seluruh penduduk kita diberikan premi ini? Dia (askeskin) agak keberatan. Saya bilang enggak usah pakai kartu-kartuan, pokoknya kalau ada warga KTP Belitung Timur berobat, Anda layani," ujar Ahok.

Setelah berdiskusi, kata Ahok, askeskin pun setuju. Ahok mengatakan apa yang dia lakukan merupakan cikal bakal BPJS kesehatan.

Ia mengatakan, memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin tidak selamanya berjalan mulus. Tidak hanya di Belitung, di provinsi lain pun merasakan pemasalahan yang beragam.

Meski demikian, Ahok berpesan kepada para dokter dan apoteker tidak menyerah untuk memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com