Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2015, 12:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Bidaracina yang terkena dampak gusuran proyek sodetan dan normalisasi di Kali Ciliwung berencana berunjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/10/2015) .

Warga Bidaracina kecewa karena menjelang penggusuran, diputuskan bahwa mereka tidak akan menerima ganti rugi.

Joko (57), warga RW 04 RT 10 Bidaracina mengatakan, mereka akan bergabung dengan sejumlah korban gusuran dari wilayah lain di Ibu Kota untuk melakukan demo di kantor Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Siang ini jam satu kita akan demo ke Balai Kota, biar Ahok lihat," kata Joko, kepada Kompas.com, saat ditemui di rumahnya, Senin (6/10/2015).

Joko mengatakan, mereka kecewa dengan adanya pernyataan bahwa warga tidak akan mendapat ganti rugi untuk gusuran kali ini, dan hanya direlokasi ke rusun. Padahal, kata Joko, pemerintah sempat menyatakan akan memberikan kompensasi kepada warga.

"Tapi tanggal 16 September kemarin, dalam pertemuan diputuskan bahwa tidak ada ganti rugi sama sekali," ujar Joko.

Joko merasa heran dengan adanya pernyataan bahwa warga menempati tanah seorang bernama Hengki dan tanah Pemprov DKI. Sebab, pria berusia 57 tahun yang lahir dan besar di Bidaracina itu mengatakan, aslinya tanah setempat adalah milik Belanda.

Pada saat agresi militer Belanda sekitar tahun 1954, warga Belanda yang menempati tanah setempat pulang ke negaranya.

"Dan setelah itu tanah ini diambil orang sini. Kita tahun 1960 itu sudah kampung. Jelas ini perkampungan, namanya dulu Kebon Sayur II, dan tahun 1990 ganti jadi Gang Sensus. Dan kita bukan warga liar, kami punya KTP, dan wilayah kami tercatat di tata kota. Kami pun ada bukti-bukti jual beli yang diketahui camat dan lurah dahulu," ujar Joko.

Joko melanjutkan, dengan aksi di Balai Kota tersebut akan ada perubahan kebijakan terhadap mereka. Warga ingin mendapatkan kompensasi atas penggusuran itu. Mereka mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, Perpres Nomor 71 Tahun 2012 yang diubah jadi Perpres Nomor 30 Tahun 2015.

"Jadi di situ mengatur bahwa ada ganti rugi atas tanah tempat tinggal yang dipergunakan bagi pembangunan," ujar anggota tim 14 bentukan warga setempat itu.

Rencananya, aksi mereka akan bergabung dengan 14 warga dari daerah lainnya di Ibu Kota yang pernah mengalami penggusuran, di antaranya bersama warga Kali Sekretaris, Pinangsia, Kampung Pulo, warga Ancol, dan lainnya.

Adapun warga Bidaracina yang ikut aksi tersebut diperkirakannya mencapai ratusan. "Aksi ini aksi damai kami," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tanggal 3 Desember Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Desember Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Kenali “STOP”, Langkah untuk Kejar Target Jakarta Bebas HIV pada 2027

Kenali “STOP”, Langkah untuk Kejar Target Jakarta Bebas HIV pada 2027

Megapolitan
Kamis Malam, Massa Buruh yang Protes Kenaikan UMK Kota Bekasi 2024 Akhirnya Bubar

Kamis Malam, Massa Buruh yang Protes Kenaikan UMK Kota Bekasi 2024 Akhirnya Bubar

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Penabrak Penjaga Pelintasan Kereta di Cengkareng sebagai Tersangka

Polisi Belum Tetapkan Penabrak Penjaga Pelintasan Kereta di Cengkareng sebagai Tersangka

Megapolitan
Pencuri Sepatu di Pesanggrahan Kerap Jual Barang Curian di 'Pasar Gelap' Jakarta Utara

Pencuri Sepatu di Pesanggrahan Kerap Jual Barang Curian di "Pasar Gelap" Jakarta Utara

Megapolitan
2 Karyawan Pencuri Barang Milik Bosnya di Cipayung Ditangkap Saat Kabur ke Purwakarta

2 Karyawan Pencuri Barang Milik Bosnya di Cipayung Ditangkap Saat Kabur ke Purwakarta

Megapolitan
Kasus Oknum Polri Tak Netral, Aiman Bingung Dilaporkan 6 Pihak di Hari yang Sama

Kasus Oknum Polri Tak Netral, Aiman Bingung Dilaporkan 6 Pihak di Hari yang Sama

Megapolitan
Pura-pura Jadi Pembeli, Polisi Tangkap Pencuri 18 Sepatu di Pesanggrahan Saat COD

Pura-pura Jadi Pembeli, Polisi Tangkap Pencuri 18 Sepatu di Pesanggrahan Saat COD

Megapolitan
UMK Kota Bekasi 2024 Naik 3,59 Persen, Buruh: Kami Sangat Kecewa dengan Pj Gubernur Jabar

UMK Kota Bekasi 2024 Naik 3,59 Persen, Buruh: Kami Sangat Kecewa dengan Pj Gubernur Jabar

Megapolitan
DPRD DKI Pertanyakan Realisasi Penyediaan Perahu Karet di Wilayah Rawan Banjir di Jakarta

DPRD DKI Pertanyakan Realisasi Penyediaan Perahu Karet di Wilayah Rawan Banjir di Jakarta

Megapolitan
Pengemudi Nissan Xtrail Menyangkal Terobos Pintu Pelintasan Kereta Sebelum Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng

Pengemudi Nissan Xtrail Menyangkal Terobos Pintu Pelintasan Kereta Sebelum Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng

Megapolitan
Keluhkan Turap Kali Baru Jaktim Bocor, Warga: Sudah 2-4 Kali Diperbaiki, tapi Tetap Banjir

Keluhkan Turap Kali Baru Jaktim Bocor, Warga: Sudah 2-4 Kali Diperbaiki, tapi Tetap Banjir

Megapolitan
33 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir hingga Kamis Malam

33 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir hingga Kamis Malam

Megapolitan
Curi Ponsel dan Motor Bosnya, Dua Karyawan Toko di Cipayung Ditangkap Polisi

Curi Ponsel dan Motor Bosnya, Dua Karyawan Toko di Cipayung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Protes UMK Kota Bekasi Cuma Naik 3,59 Persen, Massa Buruh Bertahan di Gerbang Tol Bekasi Barat

Protes UMK Kota Bekasi Cuma Naik 3,59 Persen, Massa Buruh Bertahan di Gerbang Tol Bekasi Barat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com