"Pas saya lihat ada kelompok anak muda pakai baju oranye itu diamanin sama aparat. Mereka pakai rompi hijau semua. Pas saya lihat ada yang dipukul aparat pakai rotan sampai jatuh dari sepeda motor, saya langsung abadikan momen itu," kata FH Minggu malam.
FH mengaku, dia langsung didatangi seorang oknum aparat dan diminta untuk menghapus foto peristiwa yang terjadi saat itu.
Bahkan, ponsel milik FH yang dipakai untuk memotret diambil paksa dan dia dipaksa untuk menghapus foto yang dimaksud. FH pun menghapus foto itu.
Selang beberapa lama, ada seorang kontributor salah satu televisi swasta, SA, ikut merekam aksi yang sama.
Berbeda dengan FH, SA langsung didatangi dan dikerumuni oknum aparat lengkap dengan rotan yang sebelumnya digunakan untuk mengamankan kelompok pemuda yang diduga membuat ricuh.
Tanpa basa-basi, SA digandeng dan kausnya ditarik dari depan sembari dipaksa menghapus rekaman itu.
"Katanya, ini acara hajat besar, jangan bikin berita-berita ricuh terus. Aparatnya ngomong begitu. Saya lihat sendiri teman saya diperlakukan seperti itu," tutur FH.
Selain diperlakukan secara tidak menyenangkan, SA menyebutkan kepada FH bahwa dia diintimidasi dengan adanya aparat yang sengaja memukulkan bilah rotan panjang berkali-kali ke tanah saat berada di depannya.
Menanggapi hal tersebut, FH dan SA berencana melaporkan hal tersebut kepada Dewan Pers.