Dari hasil hitung cepat, pemenang dalam dua pilkada di daerah tersebut dimenangi petahana (incumbent).
Dari lembaga survei Charta Politika, Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie mendapat suara 60,2 persen, Ihsan Modjo-Li Claudia 9,8 persen, dan Arsyad-Elvier 30 persen.
Airin-Benyamin saat ini masih menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
Airin dan timnya langsung menggelar konferensi pers kemenangan seusai mendapatkan hasil hitung cepat tersebut.
"Terima kasih kepada masyarakat Tangerang Selatan yang masih memercayakan kami untuk meneruskan perjuangan ini," kata Airin di Tangerang Selatan, Rabu (9/12/2015).
Di Depok, berdasarkan hitung cepat dari Cyrus Network, Idris-Pradi memperoleh suara 60,92 persen.
Suara tersebut mengungguli suara yang diperoleh lawannya, Dimas-Babai, 39,08 persen.
"Hegemoni PKS kembali berlanjut di Depok, masih belum bisa dipatahkan. Depok akan mendapat wali kota yang kemarin menjabat Wakil Wali Kota Depok, bukan pemimpin baru. Sebab, Idris itu pemimpin incumbent," kata Managing Director Cyrus Network Research and Consulting Eko Dafid Afianto, di Pejaten.
Menanggapi hal tersebut, Idris mengaku belum mengklaim kemenangan dalam pilkada. Namun, ia menyatakan, hasil hitung cepat tidak jauh berbeda dengan hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum.
"Kami tidak berani mengklaim menang 100 persen karena yang menang ini masyarakat Depok," ujar dia.
Golput
Di luar kemenangan petahana, ada fakta menarik dari perhelatan pilkada di dua kota satelit Jakarta tersebut. Faktanya, pilkada di dua tempat tersebut didominasi oleh golongan putih (golput).
Pada dua tempat pemungutan suara (TPS) calon wali kota Tangerang Selatan, Airin dan Ikhsan, suara golput lebih banyak dari suara untuk keduanya.
Bahkan, jumlah pemilih kurang dari 30 persen di TPS Ikhsan, TPS 37, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
Dari 584 nama dalam daftar pemilih tetap (DPT), hanya 173 warga yang menggunakan hak suaranya.
Ikhsan hanya menang empat suara dari Airin di TPS-nya. Ikhsan-Li Claudia mendapat 69 suara, Airin-Benyamin mendapat 65 suara, dan Arsid-Elvier mendapat 36 suara. Sisanya, tiga suara tidak sah.
"Saya sudah prediksi, tingkat partisipasi pemilih di Tangerang Selatan hanya 40 persen," kata Ikhsan.
Di TPS Airin, persentase golput tak jauh berbeda. Bahkan, golput yang "menang" di TPS tersebut.
"Dari 380 nama dalam DPT, yang pilih cuma 170 orang. Ini berarti, golputnya 210 pemilih. Partisipasi pemilihnya cuma 45 persen, golputnya 55 persen," kata Ketua Kelompok Penyelenggaraan Suara (KPPS) TPS 17, Eva, di Tangerang Selatan.
Sementara itu, di Depok, berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, partisipasi pemilih di semua tempat pemungutan suara (TPS) yang digunakan dalam pilkada wali kota dan wakil wali kota 2015 untuk Depok berada di atas 50 persen.
"Partisipasi di TPS di atas 50 persen. Warga juga terlihat sangat antusias," kata Ketua KPU Kota Depok Titik Nurhayati, di Depok.
Mengecewakan
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti melihat, kemenangan petahana dalam dua pilkada di Depok dan Tangerang Selatan tidak mencerminkan kemajuan yang diharapkan.
Padahal, penyelenggaraan pilkada serentak sudah dianggap bagus.
"Ini momen ketika masyarakat memilih calon pemimpin dengan kualitas dan standar yang lebih tinggi," kata Ray saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
Ray melanjutkan, petahana tersebut memiliki kemampuan memimpin yang tidak luar biasa pada masanya. Harusnya, pilkada ini dapat menghasilkan pemimpin berkualitas.
"Kalau sudah terbukti kualitas pemimpinnya begini, membangun menjelang pilkada, empat tahun tidak tahu berbuat apa-apa."
"Terus apa artinya pilkada ini lagi. Harusnya ini jadi momen penting bagi warga untuk menyatakan tidak terhadap pemimpin seperti ini," ujar Ray.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.