Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Kasus Kejahatan yang Belum Terpecahkan Sepanjang 2015

Kompas.com - 19/12/2015, 06:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak semua kasus kejadian dengan mudah dapat diungkap. Ada juga kasus yang menemui "jalan buntu" karena teka-tekinya belum terpecahkan.

Di penghujung tahun ini, mari kita menengok lima kasus yang masih menyisakan misteri hingga kini. Berikut lima kasus tersebut:

1. Kematian Akseyna

Kamis 26 Maret 2015, masyarakat Universitas Indonesia digemparkan dengan penemuan sosok mayat mengambang di Danau Kenanga kampus negeri tersebut. Terungkap bahwa ia adalah Aksyena Ahad Dori (18), mahasiswa UI.

Mulanya, pemuda yang cukup cerdas ini dikira mengakhiri hidup dengan bunuh diri, bahkan polisi pun sempat menyatakan demikian.

Belakangan, pernyataan itu diralat. Setelah visum dan otopsi mendalam, ada tanda penganiayaan di tubuh Aksyena. Lebam di kepala, bibir, dan telinga Akseyna dicurigai sebagai indikasi ia sempat dianiaya.

Kejanggalan lain ada di surat wasiat korban yang menurut pakar tulisan bahwa itu berbeda dengan milik korban. Polisi pun mengarahkan penyelidikan untuk mencari tersangkanya.

Berbagai petunjuk datang, mulai dari munculnya akun twitter anonim yang berseru akan membalas kematian Aksyena, alibi saksi yang janggal, dan petunjuk dari barang pribadi korban.

Tetapi petunjuk kematian anak seorang Kolonel TNI itu tetap menjadi PR yang membingungkan bagi aparat penegak hukum. Kematian Aksyena bukan "kematian" biasa.

2. Penculikan bocah di PGC

Sabtu 18 Juli 2015, kasus penculikan gadis cilik berinisial SE (6) di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur menyedot perhatian publik. Lepas dari pengawasan orangtua, SE mendadak hilang di pusat perbelanjaan itu.

Akhirnya, rekaman closed circuit television (CCTV) menguak suatu kebenaran yang mengejutkan bagi pasangan Rd dan S. Mereka menyadari, SE telah dibawa pergi orang tak dikenal.

Dari CCTV terpampang jelas bagaimana pelaku mengajak korban sampai akhirnya menghilang dari sorotan CCTV meninggalkan mall tersebut.

Nyaris semua media ramai memberitakan kasus ini, bahkan rekaman CCTV diputar di televisi-televisi nasional. Orangtua SE telah lapor polisi.

Beberapa hari penyelidikan tak menemukan petunjuk di mana korban termasuk pelakunya. Namun, mendadak SE kembali. Seorang sopir taksi di Bekasi mengaku diminta orang tak dikenal mengantar SE kembali ke PGC.

SE akhirnya pulang rumah. Kepulangan SE melegakan orangtua korban. Namun, drama sekaligus pelaku penculikan ini hingga kini belum terungkap.

3. Mayat di dalam mobil BMW

Mobil BMW bernomor polisi B 2074 RS jadi saksi bisu kematian Wiliyanto (30). Montir di bengkel Andri Motor Service di Pulogadung, Jakarta Timur itu ditemukan tewas, Jumat 23 Oktober 2015.

Keadaan Wiliyanto dengan tangan dan kaki terikat, dan ada ikatan pula di kening, dan mulut di lakban jelas menunjukan pria itu telah dibunuh.

Darah yang tak tercecer di dalam mobil mengindikasikan Wiliyanto dihabisi dulu di suatu tempat. Tapi ironisnya, para montir lain termasuk Andri, kakak korban, tak memergoki pelakunya memasukan korban ke BMW yang berada paling pojok bengkel itu.

Hasil visum menunjukan penyebab utama Wiliyanto tewas karena kehabisan nafas akibat sumpalan di mulut.

Polisi telah memeriksa para montir termasuk istri si pemilik montir. Namun, kasusnya masih belum terungkap sampai saat ini.

4. Pembunuhan karyawati

Hasani Binti Harmuni (49) ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Jembatan III, Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur.

Perempuan yang bekerja sebagai karyawati tekstil itu diduga dihabisi karena persoalan pribadi. Pelaku diyakini beraksi tanggal 4 September 2015, saat kondisi lingkungan belum cukup malam.

Pembunuhan Hasani berlangsung sunyi. Keluarga Hasani yang tinggal hanya terpisah tembok bahkan tak mendengar kegaduhan di samping rumah.

Hasil penyelidikan, polisi tak menemukan adanya barang berharga korban yang hilang. Ini semakin menguatkan dugaan bahwa Hasani dibunuh karena masalah pribadi.

Namun, karakter korban yang tertutup membuat sulit untuk membantu menemukan titik terang kasus ini. Salah satu petunjuk hanya sehari sebelum kematian korban terlihat murung.

Polisi mencoba menyelidiki di tempat kerja korban. Tapi semua itu belum cukup untuk mengungkap kematian perempuan berstatus single itu.

5. Pembunuhan Nelson Marbun

Nelson Marbun (64), pengusaha yang tinggal di Kompleks Taman Meruya, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat dibunuh sejumlah orang masuk ke rumahnya Sabtu 12 September 2015 lalu. Motif pembunuhan Nelson sementara karena perampokan.

Nelson tewas dengan 21 luka bacokan di bagian tangan, tubuh, dan wajahnya. Tak hanya Nelson, istri korban Riris (60) juga dianiaya pula oleh pelaku.

Untungnya Riris selamat namun mesti dirawat di Rumah Sakit Puri Kembangan akibat kejadian ini.

Sampai saat ini, pelaku kasus perampokan disertai pembunuhan sadis Nelson masih gelap. Pihak keluarga pun menganggap perkembangan penanganan kasus pembunuhan tersebut belum memuaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Megapolitan
Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok 'Debt Collector' Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok "Debt Collector" Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com