Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tenggelamnya Siswa SMP Saat "Outbound" di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 06/01/2016, 10:54 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hilman (13) sempat menghilang saat kegiatan outbound di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, pada Selasa (5/1/2016) sore, sebelum dia ditemukan tenggelam hingga meninggal dunia.

Siswa SMP Islam Terpadu (SMPIT) Darussalam Cibitung, Bekasi, itu meninggal saat mengikuti kegiatan outbound sekolah bersama 189 temannya yang masih duduk di kelas 1 dan 2 SMP.

"Total murid yang ikut ada 190 orang. Ini kegiatan rutin sekolah. Kemarin itu kita baru datang, harusnya hari ini ada acara snorkling, kemarin pengenalan air dulu," kata Kepala SMPIT Darussalam Cibitung, Luthfi Fauzi, kepada Kompas.com di Puskesmas Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Rabu (6/1/2016) pagi.

Luthfi menjelaskan, kegiatan pengenalan air melibatkan siswa dengan masuk dan berkeliling di sebuah area persis pinggir pantai yang dibatasi oleh sebuah jembatan.

Satu per satu siswa diajak oleh guru pendamping berkeliling menyusuri area itu yang berkedalaman kurang lebih 2 meter. Setiap siswa mengenakan pelampung sebelum turun ke air.

Ada sekitar 30 guru yang mengawasi ratusan siswa saat turun ke air, dengan menyebar di berbagai titik.

Ada yang berjaga di dalam air, ada yang berkeliling menggunakan kano, ada juga yang memantau dari pantai sepanjang kegiatan berlangsung.

Semua berjalan lancar hingga saat kegiatan pengenalan air hampir selesai.

Siswa yang sudah mendapat giliran berkeliling di air diberi waktu bebas untuk bermain. Ada yang ke pantai bermain bola, ada juga yang bermain air di dekat pantai bersama teman-temannya.

Pada saat ini pula, beberapa siswa melepas pelampungnya meski masih berada di dalam air.

"Tiba-tiba ada satu anak yang tenggelam, namanya Reffi (12), dia masih pakai pelampung. Guru-guru langsung bawa dia ke darat karena pingsan. Pas sadar, dia cerita, ada yang narik kakinya. Enggak tahu ada yang iseng atau bagaimana, tapi saya langsung minta semua murid keluar dari air," tutur Luthfi.

Setelah semua siswa diarahkan kembali ke daratan, guru-guru pendamping mengabsen satu per satu.

Belum selesai mengabsen para siswa, ada satu anak yang diketahui belum kembali ke daratan. Guru di sana langsung memeriksa ke penginapan, namun tidak juga ditemukan.

Satu anak yang hilang itu baru ditemui dalam kondisi sudah mengambang di area tempat siswa-siswa mengikuti kegiatan pengenalan air.

"Pas ketemu, pelampungnya sudah lepas. Enggak tahu dicopot atau terlepas. Langsung kita bawa, kasih nafas buatan, kita usahakan yang sebaiknya," ujar Luthfi.

Hilman belum bisa dirawat di Pulau Kotok dikarenakan fasilitas kesehatan di sana yang belum memadai. Hilman yang sudah tampak lemas pun dibawa ke Pulau Kelapa untuk dirawat.

Namun, dalam perjalanannya menggunakan kapal yang hampir satu jam lamanya, nyawa Hilman tidak tertolong.

Dokter di Puskesmas Pulau Kelapa yang memeriksa Hilman ikut memastikan kalau bocah tersebut sudah meninggal dunia.

Jenazah Hilman masih disemayamkan di Puskesmas Pulau Kelapa sampai pagi ini. Pihak keluarga sudah diberi tahu oleh pihak sekolah tentang apa yang terjadi terhadap Hilman.

Rencananya, siang ini, jenazah Hilman akan dibawa langsung ke rumah keluarganya yang ada di Bekasi, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com