JAKARTA, KOMPAS.com - Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sempat diisukan justru menjadi lokasi yang berbahaya bagi anak dan rawan penyalahgunaan.
Namun, isu ini nampaknya masih jauh bagi RPTRA Cililitan yang terletak di Jalan Buluh, Kramatjati, Jakarta Timur. Sore ini, puluhan warga mulai berbondong datang ke RPTRA tersebut.
Rata-rata pengunjungnya para orang tua yang menggandeng anak mereka yang masih kecil. Fasilitas fitness, taman, pendopo dan tempat permainan anak seperti ayunan dan seluncur jadi lokasi favorit para keluarga bermain.
Orang tua melepas anak-anak mereka yang masih kecil bermain dengan teman sebayanya, sementara para orang tua menikmati alat fitness. Walau demikian mereka tetap mengawasi anaknya.
Nampaknya, taman yang memiliki luas hampir 4.000 meter persegi itu betul-betul dimanfaatkan warga sekitar. Maklum, mencari taman di tengah semakin padatnya Ibu Kota tak mudah.
Seperti yang diungkapkan Soleh (40), pengunjung RPTRA Cililitan. Ia mengaku senang pemerintah menyediakan taman seperti ini.
"Saya senang dengan adanya ruang terbuka untuk umum semacam ini, kan jarang-jarang ada," kata Soleh kepada Kompas.com, di RPTRA Cililitan, Kamis (7/1/2016).
Warga RT 09 RW 06 Cililitan itu menyebut, tiap sore RPTRA ini jadi lokasi kunjungannya. Bersama anaknya, Soleh kadang menghabiskan waktu satu sampai dua jam menikmati taman dan fasilitasnya.
"Tergantung mood anak, kadang satu sampai dua jam," ujar Soleh.
Diakui Soleh, taman ini jadi lokasi favorit. Tiap Sabtu dan Minggu, Soleh mengatakan RPTRA ini bakal penuh karena didatangi orang-orang yang berolah raga atau mengajak anak bermain.
"Makanya saya kebalikannya, kalau saya sukanya ke sini justru tiap sore hari kerja biasa. Karena enggak penuh kaya Sabtu dan Minggu," ujar Soleh.
Komentarnya soal RPTRA ini, menurutnya sudah cukup lumayan. Termasuk soal keamanannya.
"Saya rasa cukup aman ada yang jaga juga. Kalau di sini yang enggak-enggak, kaya dijadikan tempat pacaran atau apa saya belum dengar sih," ujar Soleh.
Hanya, untuk fasilitas menurutnya salah satu ayunan bermain anak sedang tidak dapat digunakan karena rusak. Selain itu lapangan futsal juga belum dapat digunakan dulu karena sedang ditanami rumput.
"Fasilitas main juga mungkin masih sedikit, kan cuma di pojok sini saja," ujarnya.
Dijaga Satpol PP
Ketua Pengelola RPTRA Cililitan Etty Yulianti mengatakan, untuk mencegah kerawanan di RPTRA yang dipimpinnya, selalu ada penjagaan petugas Satpol PP. Maklum, RPTRA yang buka pukul 05.00 pagi itu baru tutup sekitar pukul 22.00.
"Kalau malam itu kita dibantu satu petugas Satpol PP Kelurahan dan satu lagi dari kecamatan. Tujuannya menghindari kerawanan dan takutnya disalahgunakan," ujar Etty.
Etty juga menerapkan aturan untuk anak sekolah berseragam, jika masuk masih dengan pakaian seragam diminta untuk berganti pakaian dulu.
"Takutnya itu dia pulang sekolah tapi enggak langsung pulang, kan malah nanti dicari sama ibu atau orang tuanya," ujar Etty.
RPTRA ini juga dilengkapi enam CCTV, di antaranya di gerbang masuk, lapangan futsal, dan taman dan di tempat lainnya. Tujuannya untuk memantau keamanan. Hanya, CCTV taman ini belum dapat terkoneksi langsung ke kantor Gubernur.
"Sedang rusak dan saat ini sudah ditangani teknisi," kata dia.
RPTRA yang diresmikan langsung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Oktober 2015 lalu itu, diklaimnya sebagai RPTRA yang terbesar untuk saat ini. RPTRA yang dibangun PT Pembangunan Jaya itu juga memiliki fasilitas Paud dan Perpustakaan baca bagi anak.
"Di belakang juga ada taman yang kita tanami berbagai macam tanaman. RPTRA Cililitan ini yang terbesar karena punya Paud dan kita punya kantor pengelola sendiri," ujar Etty.
Beragam fasilitas lain mengisi RPTRA ini. Di antaranya fasilitas ruang laktasi bagi ibu menyusui dan ruang konseling. Tiap hari Kamis, dibuka konseling untuk program KB dan juga konseling bagi warga yang mengalami KDRT.
Terdapat pula dua toilet, ruang serba guna, dan kios PKK Mart yang bisa jadi tempat jajan bagi pengunjung taman.
"Ruang serba guna itu bisa dipakai warga yang mau gunakan untuk arisan boleh. Asal dijaga kebersihannya, tidak boleh ada sampah. Di sini juga diterapkan kawasan dilarang merokok," ujar Etty.
Etty mengatakan, beragam kegiatan dilakukan warga lintas usia di taman ini. Mulai dari senam, senam ibu hamil, pencak silat, dan kegiatan lainnya.
"Tiap pagi itu ramai orang senam. Kalau Sabtu dan Minggu penuh," ujar Etty.
Untuk menangani masalah sampah, RPTRA Cililitan dibantu oleh petugas PPSU yang bekerja dua shift. Satu shift terdapat enam orang petugas. Ia bersyukur karena taman masih dalam kondisi baik.
"Alhamdulilah terawat baik dan sampai saat ini aman. Ya kalau namanya mainan anak (rusak), ya namanya anak-anak. Kita biasanya sementara lapor ke lurah dulu," ujar Etty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.