Ika kemudian bercerita awal mula keluarganya bergabung dengan Gafatar. Ketika itu, sekitar tahun 2011, Ika yang sudah menikah dan menetap di Bandung mengunjungi rumah orangtuanya di Bekasi.
Ketika sampai di sana, Ika melihat ada pengajian yang sedang digelar di rumahnya. Namun, Ika menemukan beberapa hal yang janggal dari pengajian tersebut.
"Kalau memang pengajian Islam biasanya dipisah kan laki-laki dan perempuan, tetapi ini campur dan yang wanitanya lepas kerudung."
"Cara salam mereka bukan assalamualaikum, tetapi damai sejahtera. Pokoknya banyak kalimat yang janggal, seperti alhamdulillah menjadi puji Tuhan semesta alam," ujar Ika.
Saat Ika menanyakan hal tersebut kepada ayahnya, Ika mendapat jawaban bahwa pengajian itu untuk semua umat agama dan bukan hanya agama Islam.
"Saat itulah, saya mulai bertanya-tanya karena pengajian itu jadi rutin di rumah. Saya setiap ada kajian tidak pernah mau di dalam, selalu nongkrong depan rumah karena takut diajak duduk bareng," ujar Ika.
Ika juga mengatakan kedua orangtuanya dan empat adiknya sudah tidak mau lagi melaksanakan shalat lima waktu. Kata Ika, keluarganya hanya ingin shalat ketika masuk musim Madinah atau pada bulan hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.