Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seriuskah PKB dan Gerindra Dukung Ahmad Dhani?

Kompas.com - 18/02/2016, 08:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kediaman Ahmad Dhani kembali disambangi petinggi partai politik. Setelah pekan lalu didatangi para pengurus DPW Partai Kebangkitan Bangsa DKI Jakarta, giliran para pengurus DPD Partai Gerindra DKI Jakarta mendatangi kediaman musisi itu yang terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2016) malam.

Anggota DPD Partai Gerindra Syarif mengatakan, kunjungan ke rumah Dhani merupakan kunjungan balasan atas kehadiran Dhani dalam acara pertemuan para bakal calon gubernur yang digelar Gerindra beberapa waktu lalu.

"Ini kan kunjungan balasan. Mas Dhani kemarin kami undang di Aryaduta saja hadir. Pak Taufik (Ketua DPD Partai Gerindra DKI) kan enggak lupa dengan kawan. Kata dia, balas silaturahim sana," ujar Syarif yang juga Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur Partai Gerindra.

Dhani memang sempat datang ke acara pertemuan para bakal calon gubernur yang digelar Gerindra. Kedatangannya hanya berselang dua hari setelah adanya pernyataan dukungan dari pengurus PKB DKI Jakarta.

Tak sekadar mendatangi acara yang digelar Gerindra, pada awal pekan ini Dhani juga mendatangi kawasan Kalijodo, Jakarta Utara. Kedatangannya ke kawasan yang dalam waktu dekat direncanakan akan digusur oleh Pemerintah Provonsi DKI Jakarta itu diakui Gerindra menarik perhatian mereka untuk memasukkan Dhani ke dalam bursa bakal calon gubernur.

Menurut Syarif, sejak awal serangan kepada warga Kalijodo bermunculan, mereka terancam digusur dengan aparat lengkap tanpa ada pihak yang mendengarkan. Syarif mengatakan, tiba-tiba Dhani datang saat warga Kalijodo butuh didengar.

"Tindakan Mas Dhani menurut saya sangat luar biasa. Kami setuju karena sejak awal Gerindra menolak kekerasan fisik," ujar Syarif.

Seriuskah dukungan buat Dhani?

Pengamat politik Bony Hargens memprediksi bahwa partai politik tidak benar-benar serius mendukung Dhani. Ia memprediksi apa yang dilakukan PKB dan Gerindra hanya manuver politik jelang Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Ia mencontohkan langkah PKB yang sempat menyatakan dukungannya kepada Rhoma Irama untuk maju pada Pemilihan Presiden 2014.

"Ingat dukungan PKB ke Rhoma Irama, tapi kemudian mereka mendukung Jokowi. Jadi, PKB ini tahu bagaimana cara meramaikan suasana politik," ujar Boni saat dihubungi, Rabu kemarin.

Boni menduga, baik PKB maupun Gerindra tidak akan serius mendukung Dhani karena pentolan grup band Dewa 19 itu tidak mempunyai pengalaman. Boni yakin bahwa baik PKB ataupun Gerindra tidak akan mengambil risiko mengusung orang yang tak memiliki kemampuan. Terlebih lagi, Gerindra yang memiliki suara cukup besar di DPRD DKI.

"Apa rekam jejaknya Dhani? Saya yakin PKB dan Gerindra sedang mencari figur yang tepat. Namun, supaya kelihatan eksis, mereka dekati orang-orang yang bikin heboh," ujar Boni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com