Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kapuk Melawan Pembongkaran

Kompas.com - 24/02/2016, 19:32 WIB

Mereka meminta pemerintah mengganti rugi lahan dan menolak direlokasi ke rusun. Mereka berdalih uang yang dikeluarkan untuk membangun rumah cukup besar.

Terkadang, mereka juga harus berutang untuk membangun rumah. Ketika rumah sudah jadi, pemerintah merobohkannya dan meminta warga tinggal di rusun dengan sistem sewa.

Ricuh

Warga Kapuk yang ingin mempertahankan rumah pun akhirnya ricuh. Mereka menolak ekskavator masuk membongkar rumahnya.

Mereka berharap pemerintah membiarkan warga membongkar sendiri rumahnya sehingga kayu-kayu dan perabotan lain bisa dijual.

Namun, Pemerintah Kota Jakarta Barat yang dipimpin Wali Kota Anas Efendi tetap menjalankan ekskavator memasuki permukiman warga.

Warga pun melawan dengan senjata bambu runcing. Aparat sempat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan warga.

Kericuhan itu membuat dua warga Kapuk, Agus (24) dan Wawan (21), terluka. Agung terluka di bagian telinga kiri karena terkena linggis.

Wawan terluka cukup parah di bagian kepala. Mereka melaporkan insiden itu ke Polres Metro Jakarta Barat.

Anas menegaskan, penertiban tetap dilanjutkan karena merupakan tindak lanjut dari penertiban sebelumnya.

Setelah bangunan bersih, bibir kali segera diturap. Jalan inspeksi Kali Apuran itu juga ditargetkan tembus sampai Cengkareng Drain.

"Kami kasih warga ke rusunawa di Daan Mogot. Enam bulan lalu kami tertibkan, ini kelanjutannya. Makanya, kami tidak kasih surat peringatan," kata Anas.

Dalam operasi itu, pemerintah kota mengerahkan 1.000 personel gabungan Satpol PP, TNI, dan polisi.

Di atas lahan itu akan dibangun jalan inspeksi selebar 8 meter. Kali akan dikeruk untuk menambah daya tampung air.

Ambil alih jalur hijau

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan akan terus mengambil alih lahan ruang terbuka hijau atau sempadan sungai dan waduk yang diduduki warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com