Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Pindah Markas, "Teman Ahok" Sebut Djarot Cemburu

Kompas.com - 21/03/2016, 20:55 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saran yang dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat agar "Teman Ahok" memindahkan markasnya ke lokasi yang lebih netral dianggap sebagai salah satu cara mengganggu konsentrasi relawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu dalam mengumpulkan dukungan.

Juru bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastono, mengatakan, saran tersebut bertujuan menghambat kinerja relawan Basuki yang sedang giat-giatnya mengumpulkan data KTP untuk Basuki ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen.

(Baca: Djarot: Saran Saya, Sebaiknya "Teman Ahok" Cari Tempat yang Lain)

"Perkataan Djarot ataupun pendapat lain yang selalu menyinggung soal lahan hanya untuk menghambat saja, tetapi itu bukan masalah besar untuk kami," kata Singgih kepada Kompas.com, Senin (21/3/2016).

Saat ini, markas Teman Ahok berada di Kompleks Graha Pejaten, Jakarta Selatan, yang merupakan milik Pemprov DKI Jakarta.

Singgih mengatakan, mustahil untuk memindahkan kantor Teman Ahok karena akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Selain itu, Singgih mengkhawatirkan relawan Ahok kesulitan untuk mengantarkan data KTP-nya kepada Teman Ahok.

"Kami belum terpikir untuk pindah, pasti akan sangat menghambat. Selain itu, enggak gampang mendapatkan kantor baru dan mengurus semuanya. Jadi, kalau Pak Djarot minta kami pindah, nanti dulu deh," ujar Singgih.

Selain itu, Singgih menilai, saran yang dilontarkan Djarot merupakan bentuk kecemburuannya karena tidak dipilih untuk menjadi calon wakil gubernur pendamping Ahok pada Pilkada DKI 2017.

(Baca: Ahok: Nanti Ketahuan Parpol Mana yang Gunakan Lahan Pemprov DKI Jakarta)

"Sebenarnya, Ahok mau Djarot tetap jadi wakilnya, tetapi dia lebih pilih independen, makanya tidak bisa bareng sama beliau lagi. Mungkin Pak Djarot cemburu, tadinya dia mau jadi wakil, tetapi Pak Ahok mintanya dia jadi independen, apalagi dong masalahnya kalau tidak cemburu," kata Singgih.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai, kegiatan relawan Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok, tidak menyalahi aturan meskipun menempati lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Namun, dia menganggap, akan lebih baik jika Teman Ahok bisa menempati tempat lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan segala sesuatu terkait pemerintahan di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com