Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pepih Nugraha
Wartawan dan Blogger

Wartawan biasa yang hidup di dua alam media; media lama dan media baru

Di Jakarta, Bukan Mustahil “Akan” Mengalahkan “Telah”

Kompas.com - 22/03/2016, 14:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Sandiaga Salahudin Uno “akan” menciptakan lapangan kerja baru dan “akan” mengatasi harga sembako yang tinggi dengan cara memotong distribusi barang. 

Djarot Syaiful Hidayat yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta berjanji “akan” melakukan kerja nyata jika terpilih sebagai Gubernur, sebagaimana terlihat dalam kampanye yang dilakukan Sahabat Djarot. 

Abraham Lunggana yang akrab disapa Haji Lulung berjanji “akan” mempercepat proses pembangunan Jakarta dan “akan” membuat program yang memungkinkan penyerapan anggaran bisa dilakukan dengan sebesar-besarnya. 

Hasnaeni Moein yang dijuluki “Wanita Emas” berjanji “akan” melakukan pembangunan tujuh kali lebih cepat dari yang Ahok lakukan sekarang ini. 

Mantan Menpora di zaman SBY, yakni Adhyaksa Dault, berjanji “akan” membangun Jakarta ke arah yang lebih baik. 

Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem, dua warga Tanah Abang, saat mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur dan wakilnya berjanji “akan” bangkit melawan konglomerat hitam yang mereka sebut menguasai Jakarta. 

Mungkin masih ada bakal calon gubernur DKI lainnya yang tidak tersebut di sini. Akan tetapi yang jelas, semua para pesaing atau Ahok ini punya senjata program berupa “akan” dalam setiap kampanye, pun dalam setiap pernyataan pers kepada sejumlah media. 

Tidak pelak lagi, perang terbuka antara “telah” milik Ahok melawan “akan” milik para lawannya, akan terus berkobar dan mencapai titik kulminasi saat debat terbuka di depan publik nanti. 

Ahok, tentu saja punya senjata “akan” lainnya sebagai senjata simpanan. Setidak-tidaknya Ahok berjanji “akan” melanjutkan pembangunan kota Jakarta di segala bidang yang “telah” dilakukannya selama ini. Sebagai senjata simpanan, tentunya hanya digunakan di saat diperlukan saja. 

Memang agak repot bagi para penantang Ahok yang tidak bisa mengatakan “telah” dan hanya bisa mengatakan “akan” dalam hal membangun kota Jakarta ini. “Akan” masih berupa cita-cita dan wacana, sementara “telah” nyata adanya. Pertarungan menjadi tidak seimbang dan Ahok mendapat hoki dari “telah” versus “akan” ini.  

Namun demikian, para penantang Ahok, siapapun mereka, jangan berkecil hati hanya karena memiliki senjata “akan” yang baru berupa wacana dan masih jauh dari realita. Percayalah, “akan” juga bisa mengalahkan “telah”. 

Tunjukkan saja

Caranya? Sederhana. Yakni, cukup dengan menunjukkan (show), tetapi usahakan jangan mengatakan (tell). Meminjam istilah jurnalistik, Show it, do not tell. 

Tunjukkan bahwa apa yang “telah” Ahok kerjakan selama menjabat sebagai Gubernur DKI sesungguhnya kurang bermanfaat bagi masyarakat luas. Tunjukkan bahwa kebijakan Ahok tidak tepat sasaran dan banyak mudarat daripada manfaatnya. Tunjukkan bahwa Ahok sebenarnya tidak bisa mengatasi banjir yang bukannya semakin surut tetapi semakin menenggelamkan kota Jakarta. 

Tunjukkan pula bahwa kemacetan lalu-lintas bukan semakin lancar malah semakin mampat di mana-mana. Tunjukkan pula bahwa tidak ada upaya Ahok untuk mengatasi banjir dan kemacetan itu selama ia menjabat.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com