Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Percakapan Sopir Taksi tentang Demonstrasi yang Diizinkan Perusahaan

Kompas.com - 24/03/2016, 13:01 WIB
David Oliver Purba

Penulis

P: Terus dikasih makan siang, Pak?

S: Iya, dikasih makan siang, dikasih ongkos. Satu pul 60.

P: 60?

S: 60 mobil, 60 orang.

P : Berarti emang digerakin sama Blue Bird ya?

S: Iya, sama paguyubannya. Perusahaannya enggak semua, kalau semua ikut mah enggak muat itu di sepanjang Jalan Sudirman. Makanya Blue Bird aja.

P : Iya betul. Kalau hari ini dibilang gratis bener, Pak?

S : Bener Pak, ini saya tadi tamu enggak ada yang bayar.

P : Malah kemarin ada tuh statement katanya dari Blue Bird justru melarang (demo).

S : Itu kan ya politiklah.

P: Padahal, sebenarnya enggak mungkin ya mereka pakai seragam Blue Bird.

S: Kalau sengaja-sengaja, Pak. Kalau sengaja demo sendiri. Misalnya kita nuntut fasilitas atau perbaikan gitu ketahuan ya sudah SOP. Berhenti permanen gitu. Itu peraturannya. Tapi ini kan enggak ada yang di-SOP karena kan memang diperbolehkan.

P: Enggak ada satu pun yang kena teguran ya?

S: Enggak ada, Pak. Mobil remuk aja enggak ada klaim kok, enggak ada denda tuh banyak mobil yang diremukin.

Menanggapi video tersebut, Head of Public Relation Blue Bird Group Teguh Wijayanto menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan perintah apa pun agar para sopirnya ikut berdemonstrasi.

"Sejak lama kami sudah perintahkan untuk melayani (penumpang), tidak ada perintah lain. Dari official tidak pernah memerintahkan untuk berdemo," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2016).

Teguh juga membantah bahwa pihaknya memfasilitasi para sopir untuk melakukan demonstrasi tersebut.

"Enggak ada itu, Mas, yang ada mobil kami terjebak enggak bisa ke mana mana. Kalau sudah begitu, ya pengemudi enggak bisa ngapa-ngapain juga," kata Teguh.

Pada Selasa (22/3/2016) lalu, para sopir dari berbagai jenis angkutan umum berdemonstrasi di Jakarta. Demonstrasi besar itu diwarnai sejumlah aksi anarkistis.


Para sopir yang berdemosntrasi meminta pemerintah menertibkan keberadaan angkutan umum berbasis aplikasi yang dianggap ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com