P: Terus dikasih makan siang, Pak?
S: Iya, dikasih makan siang, dikasih ongkos. Satu pul 60.
P: 60?
S: 60 mobil, 60 orang.
P : Berarti emang digerakin sama Blue Bird ya?
S: Iya, sama paguyubannya. Perusahaannya enggak semua, kalau semua ikut mah enggak muat itu di sepanjang Jalan Sudirman. Makanya Blue Bird aja.
P : Iya betul. Kalau hari ini dibilang gratis bener, Pak?
S : Bener Pak, ini saya tadi tamu enggak ada yang bayar.
P : Malah kemarin ada tuh statement katanya dari Blue Bird justru melarang (demo).
S : Itu kan ya politiklah.
P: Padahal, sebenarnya enggak mungkin ya mereka pakai seragam Blue Bird.
S: Kalau sengaja-sengaja, Pak. Kalau sengaja demo sendiri. Misalnya kita nuntut fasilitas atau perbaikan gitu ketahuan ya sudah SOP. Berhenti permanen gitu. Itu peraturannya. Tapi ini kan enggak ada yang di-SOP karena kan memang diperbolehkan.
P: Enggak ada satu pun yang kena teguran ya?
S: Enggak ada, Pak. Mobil remuk aja enggak ada klaim kok, enggak ada denda tuh banyak mobil yang diremukin.
Menanggapi video tersebut, Head of Public Relation Blue Bird Group Teguh Wijayanto menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan perintah apa pun agar para sopirnya ikut berdemonstrasi.
"Sejak lama kami sudah perintahkan untuk melayani (penumpang), tidak ada perintah lain. Dari official tidak pernah memerintahkan untuk berdemo," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2016).
Teguh juga membantah bahwa pihaknya memfasilitasi para sopir untuk melakukan demonstrasi tersebut.
"Enggak ada itu, Mas, yang ada mobil kami terjebak enggak bisa ke mana mana. Kalau sudah begitu, ya pengemudi enggak bisa ngapa-ngapain juga," kata Teguh.
Pada Selasa (22/3/2016) lalu, para sopir dari berbagai jenis angkutan umum berdemonstrasi di Jakarta. Demonstrasi besar itu diwarnai sejumlah aksi anarkistis.
Para sopir yang berdemosntrasi meminta pemerintah menertibkan keberadaan angkutan umum berbasis aplikasi yang dianggap ilegal.