JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Daerah (DD) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, Moestaqim Dahlan, memprediksi reklamasi di pantai utara Jakarta akan menenggelamkan Ibu Kota.
Ia mengungkapkan hal itu pada program acara Aiman, Kompas TV, Senin (11/4/2016) malam.
"Reklamasi Teluk Jakarta dilakukan, 30-50 tahun ke depan akan menenggelamkan DKI Jakarta. Karena kita lihat bentang alamnya diubah, berubah bentang alam pasti bencana ekologi terjadi," kata Moestaqim.
Reklamasi laut akan mewujudkan sebuah kota baru. Namun kota baru itu, menurut dia, akan menenggelamkan kota lama. Ia menyebut struktur ekologi Jakarta berbeda dengan Singapura maupun Qatar yang berhasil melakukan reklamasi.
"Ketika daerah hulu dibangun, luapan banjir lebih besar. Karena aliran dari 13 sungai masuk ke lautnya terhambat. Belum lagi air laut yang naik, karena lebih tinggi, maka (air laut) akan naik ke daratan," kata Moestaqim.
Dia juga menyebut pengembang mengambil material dan pasir secara ilegal untuk membangun pulau. Awalnya, mereka mengambil material dari Banten. Tetapi warga setempat menolaknya. Mereka lalu mengambil material dari Bangka Belitung. Warga di sana juga sudah menolak materialnya diambil.
Alternatifnya, pengembang mengambil pasir di Teluk Jakarta. Akibatnya, 40 pulau tidak berpenghuni di Kepulauan Seribu tenggelam.
"Reklamasi juga membuat air keruh, terumbu karang hilang, biota laut tidak ada lagi, dan ikan-ikan menghilang. Artinya, reklamasi Teluk Jakarta sangat merugikan," kata Moestaqim.
Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut reklamasi akan menghasilkan tambahan daratan seluas 5.100 hektare atau lebih besar dari luas wilayah Sukabumi, Jawa Barat.
Lahan hasil reklamasi akan terbagi menjadi 17 pulau yang terbentang di pantai utara Jakarta. Ke-17 pulau itu dibagi menjadi tiga kawasan. Kawasan barat untuk pemukiman dan wisata. Kawasan tengah untuk perdagangan jasa dan komersial. Sedang kawasan timur untuk distribusi barang, pelabuhan, dan pergudangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.