"Ini bukan soal mahalnya. Perkumpulannya kalau main golf kayak lobi kan, jadi dekat, ngobrol. Akhirnya lebih kenal," kata Ahok.
"Bayangin, satu bola dipukul jauh. Waktu jalan ke bola kan mau ngapain? Ngobrol kan? Itu kan namanya mukul bola sendiri, nyari sendiri. Udah mukul jalan, terus ngomong," kata Ahok lagi.
Karena golf rentan dijadikan ajang lobi-lobi, Ahok mengaku lebih memilih untuk menghindari permainan itu.
Mengenai hubungannya dengan para pejabat Pemprov DKI, Ahok mengaku tidak mempermasalahkan apabila pejabat tidak terlalu dekat dengannya secara personal.
(Baca: Sekda DKI: Saya Tidak Bisa Main Golf, Bisanya Gulat!)
Menurut dia, penunjukan pejabat pada era pemerintahannya dilakukan melalui tes, bukan berdasarkan kedekatan personal.
"Saya tidak mau tahu kamu mau main golf, baik sama saya, WhatsApp saya, saya tidak peduli. Kalau Anda tes masuk dan kerjanya jelas, Anda mau maki-maki saya, nulis macam-macam, saya tidak peduli," kata Ahok.
Ahok juga menegaskan bahwa pejabat SKPD harus tetap bekerja maksimal.
Ahok tidak peduli hobi apa pun yang digeluti anak buahnya asalkan anak buahnya itu bisa menjamin pelayanan yang mereka berikan tetap maksimal.
"Tetapi, saya enggak masalah kamu golf kek, mau mijit kek, mau ke mana itu hak Anda. Tetapi, pekerjaan harus beres. Kalau pekerjaan enggak beres, kamu bilang gubernurnya payah," kata Ahok.
(Baca: Ahok: Saya Enggak Masalah PNS Main Golf atau Pijit, tetapi Pekerjaan Harus Beres)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.