DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok sedang menyiapkan anggaran yang akan digunakan untuk membeli gerbong-gerbong kereta rel listrik (KRL) commuter line.
Keberadaan gerbong-gerbong itu diharapkan bisa memperbanyak jumlah rangkaian KRL commuter line untuk pemberangkatan Depok.
Dalam pola perjalanan KRL, Depok masuk dalam rute perjalanan relasi Bogor.
Data PT KCJ menyebutkan, jumlah pemberangkatan untuk relasi Bogor setiap harinya mencapai 212 pemberangkatan.
(Baca: Pemkot Depok Ingin Beli Gerbong KRL Khusus untuk Warga Depok)
Namun, dari jumlah tersebut, hanya 41 yang pemberangkatannya dari Stasiun Depok.
Sementara itu, 171 lainnya merupakan pemberangkatan dari Stasiun Bogor.
Tak ayal, kondisi ini membuat penumpang KRL commuter line yang berangkat dari Stasiun Depok sering tak kebagian tempat duduk jika berangkat pada jam-jam sibuk.
Mereka pun harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Karena saat rangkaian KRL tiba, kondisi di dalamnya sudah penuh sesak oleh penumpang yang naik dari stasiun-stasiun sebelumnya.
Kondisi ini sering terjadi pada pagi hari. Untuk pemberangkatan KRL relasi Bogor, tercatat ada empat stasiun yang lokasinya berada sebelum Stasiun Depok.
Keempat stasiun itu adalah Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, dan Citayam. Rizky (25), salah seorang penumpang KRL, yang rutin naik dari Stasiun Depok, mengaku lebih suka berangkat kerja di atas pukul 09.00.
Beruntung, profesi yang digelutinya tak mengharuskannya berangkat kerja pada pagi hari. "Daripada desek-desekan," ujar dia. Beda lagi dengan Maruli (51).
Untuk menyiasati agar dapat tempat duduk, ia mengaku memilih berangkat dulu ke Stasiun Bogor dengan rangkaian KRL rute Jakarta Kota/Jatinegara-Bogor.
"Nanti dari Bogor baru langsung ke Jakarta," kata dia.
Walaupun tetap harus berdesak-desakan dari Bogor, kata dia, setidaknya kemungkinan memperoleh kursi dan ruang untuk berdiri lebih besar.
Menunggu kajian
Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan, pembelian gerbong KRL merupakan bagian dari upaya Pemkot Depok membantu mengurangi kemacetan di Ibu Kota.
Ia menyadari salah penyebab kemacetan di Jakarta adalah banyaknya kendaraan pribadi dari kawasan penyangga, salah satunya Depok.
Namun, ia belum dapat memastikan apakah penggunaan anggaran untuk pembelian gerbong-gerbong KRL itu akan disetujui atau tidak.
Sebab, menurut dia, semuanya masih menunggu kajian yang dilakukan Kementerian Perhubungan.
"Kajiannnya akan diperdalam oleh Kementerian Perhubungan dan juga Gubernur Jakarta di bawah komando Bapak Wakil Presiden untuk menyelesaikan konsep tadi," kata Idris di Balai Kota Depok, Rabu (27/4/2016).
Sementara itu, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menyatakan masih mengkaji okupansi penumpang KRL commuter line dari stasiun-stasiun di Depok.
(Baca: KCJ Kaji Okupansi Penumpang KRL dari Depok)
"Karena kalau untuk pemberangkatan KRL kita harus melihat kapasitas lintas dan okupansi penumpangnya," kata Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa.
Menurut Eva, Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadilla sudah melayangkan surat ke Wali Kota Depok untuk mengadakan audiensi membahas rencana tersebut.
Selain untuk membahas rencana pembelian gerbong, Eva menyebut pertemuan keduanya juga akan membahas pengembangan infrastruktur pendukung KRL wilayah Depok, yang salah satunya terkait integrasi antar moda.
"Kami mengapresiasi dukungan Pemkot Depok terhadap transportasi publik, khususnya KRL," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.