Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Gaya Komunikasi Ahok Cenderung Brutal, Kasar, dan Banyak Umpatan

Kompas.com - 28/04/2016, 17:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dodi Ambardi, memandang, gaya komunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok cenderung brutal. Kata-kata yang dipilih Ahok ketika berkomunikasi dengan pihak lain, kata dia, tidak tertata.

"Diksi yang dipilih Ahok ketika menilai sesuatu atau seseorang cenderung brutal, kan kasar, banyak umpatan," kata Dodi kepada Kompas.com, Kamis (28/4/2016).

Menurut Dodi, gaya komunikasi ini ada sisi positifnya, yakni sebagai terapi kejut kinerja birokrasi. Namun, hal ini membuat dirinya semakin banyak dimusuhi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

"Jadi, komunikasi itu mencakup frekuensi, substansi, dan gaya. Yang terakhir, gaya Ahok kurang umum diterima," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) tersebut.

Dalam berbagai hal, dia melanjutkan, substansi yang disampaikan Ahok sudah bagus. Namun, kelemahannya terdapat pada gaya komunikasi Ahok. (Baca: Rustam Effendi Menambah Daftar Panjang Pejabat DKI yang Mundur pada Era Ahok)

Hal ini pula yang ditengarai menjadi penyebab banyaknya pejabat yang mengundurkan diri pada masa pemerintahannya. Terlebih lagi, Ahok kerap memarahi anak-anak buahnya di depan publik.

Tercatat, ada tiga pejabat eselon II yang mengundurkan diri pada masa pemerintahan Ahok, yakni mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Haris Pindratno; mantan Kepala Dinas Tata Air DKI, Tri Djoko Sri Margianto; dan mantan Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi.

"Penilaian Ahok terhadap bawahan, terutama (penilaian yang) negatif, kerap diumbar di media. Itu kontras 180 derajat dibanding gaya lama ketika kesalahan birokrat hanya dibahas secara internal," kata Dodi. (Baca: Panggil Pakar Komunikasi, Tim Pansus Ingin Pertanyakan Gaya Komunikasi Ahok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com