Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jalan Lauser yang Akan Digusur Tak Mau Dipindahkan ke Rusun

Kompas.com - 04/05/2016, 14:12 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 08/08 berencana akan melawan jika penggusuran tetap dilaksanakan di permukiman mereka. Sekretaris RT Abdul Haris mengatakan jika audiensi gagal, warga akan melakukan perlawanan fisik.

"Ya, kalau kita dihajar, masa mau diam saja," kata Abdul saat ditemui Kompas.com, Rabu (4/5/2016).

Berkaca pada alternatif yang diberikan Pemprov DKI Jakarta dalam tiap penggusuran, warga menolak jika dipindahkan ke rusun. Pasalnya, mereka sudah terlanjur nyaman tinggal di kawasan ini sejak tahun 1950-an.

"Di Kebayoran Baru ini kan strategis, ke mana-mana dekat, semua serba ada. Masa iya kami mau dipindah ke rusun yang jauh di Marunda sana," kata Abdul.

Warga RT 08 yang secara resmi terdaftar dalam catatan sipil mengatakan, mereka selalu aktif dalam tiap kegiatan pemerintah. Mereka pun tidak pernah ada masalah dengan pejabat setempat, sebelum SP 1 pembongkaran dilayangkan pada Senin lalu.

"RW 08 ini kan paling aktif ikut kegiatan, posyandu, gotong royong. Lurah dan camat sebelumnya juga akrab sering ke sini, tapi karena penggusuran ini ya kami jadinya berlawanan," ujar Abdul.

Permukiman ini terletak di dalam gang yang berada di Jl Leuser. Kampungnya berbatasan dengan kawasan Mayestik dan dekat dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Warga mengakui bahwa mereka tidak memiliki sertifikat dan selama ini tinggal di atas aset PT PAM Jaya. PD PAM Jaya diketahui sebagai pemegang Hak Guna Bangun kawasan ini.

"PAM ketakutan, enggak pernah menemui warga, harusnya kan duduk bersama warga, dialog dulu," kata Abdul Haris.

Abdul menyebut bahwa Pemprov menggusur mereka karena PD PAM Jaya telah menyerahkan aset ini ke Pemprov. Ia pun menyebut pengalihan ini tidak sesuai prosedur.

"Harusnya kan dalam perpanjangan HGB atau pengalihan ada pengukuran dan survei, ini tidak pernah ada" kata Abdul.

Warga yang mempertahankan rumah mereka telah mengupayakan berbagai perlindungan. Mereka telah diterima oleh Komnas HAM, dan berencana menemui DPRD DKI Jakarta untuk audiensi.

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com