Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Hasil Kunjungan Berkali-kali Eksekutif ke Jepang

Kompas.com - 17/05/2016, 16:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Tokyo, Jepang, yang merupakan sister city Jakarta. Selama menjabat sebagai Ketua DPRD DKI, Prasetio mengatakan, kunjungan sister city baru dilaksanakan tahun ini.

"Di Jepang, saya dengan teman-teman dapat ilmu yang luar biasa. Sampah bisa buat material reklamasi dan tidak bau," ujar Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (17/5/2016).

Prasetio juga terkagum-kagum dengan mekanisme pengambilan sampah di Tokyo. Kata dia, jenis sampah yang diambil tiap harinya berbeda-beda. Misalnya, jika jadwal hari ini adalah pengambilan sampah plastik, maka besok giliran sampah kertas.

Prasetio mengatakan, pejabat Pemerintah Provinsi DKI malah lebih sering melakukan kunjungan sister city ke Jepang. Dia melihat foto mantan Kepala Dinas Kebersihan Saptastri Ediningtyas dan Kepala Bappeda DKI Tuti Kusumawati ketika berada di sana.

Kata Prasetio, beberapa orang dari Dinas Kebersihan DKI juga rutin berkunjung ke negara itu. Namun, dia menyayangkan karena eksekutif tidak pernah mengaplikasikannya.

"Implementasinya mana? Itu kan pakai duit rakyat. Kok kalau saya yang berangkat seolah-olah saya hanya jalan-jalan. Enggak lho, kami empat hari di sana pulang selalu pukul 21.00 WIB," ujar Prasetio.

"Saya minta ke eksekutif yang sudah dikirim ke Jepang atau sister city lain, implementasikan ke Jakarta karena ini bagus sekali," tambah dia. (Baca: Lima Hari di Beijing, Anggota DPRD DKI Hasilkan "Silaturahim Sister City")

Sebagai hasil dari kunjungan sister city tahun ini, Prasetio mengatakan, dia sudah menyiapkan laporan. Laporan tersebut merupakan gabungan dari laporan kunjungan di tiga negara. Nantinya, pihak eksekutif akan diundang rapat untuk membahas hasil kunjungan itu dan berdiskusi agar hal baik dari sister city bisa diterapkan di Jakarta.

"Dan saya pertanyakan orang-orang yang sudah ke sana, apa implementasinya? Kok sampai sekarang enggak terasa," ujar Prasetio. (Baca: Menunggu Hasil Kunjungan Anggota DPRD DKI ke Luar Negeri...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com