Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Ketika RA Ditangkap Polisi Usai Memerkosa dan Membunuh EF

Kompas.com - 18/05/2016, 13:55 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pihak keluarga RA (16), tersangka pembunuh EF (19), masih ingat dengan jelas bagaimana RA dibawa polisi dari rumahnya yang berlokasi tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan, Desa Jati Mulya, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Sabtu (14/5/2016) malam.

Sekitar pukul 23.00 WIB, sekelompok polisi datang dan langsung menuju rumah RA untuk membawanya ke kantor polisi.

"Tiba-tiba polisi ramai sekali. Saya enggak tahu waktu itu ada apa, ternyata keponakan saya dibawa. Saya bingung, sekeluarga bingung, salah apa si RA ini," kata bibi RA, A (35), saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/5/2016) siang.

A mengungkapkan, polisi membawa RA dengan cepat. Tidak lama kemudian, pada hari Minggu (15/5/2016) dini hari, tepatnya pukul 04.00 WIB, polisi kembali ke rumah tersebut, membawa kedua orangtua RA ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Pemeriksaan terhadap kedua orangtua RA tidak berlangsung lama. Mereka diantar kembali ke rumahnya pada Minggu siang. Sesampainya di rumah, orangtua RA tidak bisa berkata apa-apa terhadap apa yang anaknya lakukan.

Menurut A, mereka shock sejak hari penangkapan anaknya hingga hari ini. Keluarga RA sudah lama tinggal di sana, dari sebelum RA dilahirkan. (Baca: Apa yang Terjadi di Kamar Saat EF Diperkosa dan Dibunuh secara Sadis?)

RA tinggal bersama ayah, ibu, dan satu adik laki-lakinya. Sebelum bersekolah di SMP Jati Mulya, RA menimba ilmu sebagai santri salah satu daerah yang ada di Banten. Namun, karena merasa tidak betah, RA kembali ke rumahnya dan melanjutkan pendidikannya di sana.

RA sendiri merupakan satu-satunya tersangka pembunuh EF yang masih di bawah umur. Adapun dua tersangka lainnya bernama Rahmat Arifin (24) dan Imam Hapriadi (24). (Baca: Pengakuan RA, Pelaku di Bawah Umur yang Terlibat Pemerkosaan dan Pembunuhan EF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com