JAKARTA, KOMPAS.com - Sungai atau kali di Jakarta belum jadi tempat yang aman bagi warganya. Banyak sungai di Jakarta yang kondisinya sangat memperihatinkan karena ulah oknum warga yang tidak bertanggung jawab.
Masih saja ada perilaku membuang sampah dan limbah sembarangan di aliran sungai. Akhirnya aliran air sungai tidak lagi bisa bermanfaat karena tercemar.
Namun, keadaan sungai dan kali di Ibu Kota, meski harus diakui belum banyak berubah, tapi ada harapan bisa dimanfaatkan kembali. Di beberapa lokasi, nampak anak-anak yang memanfaatkan aliran sungai untuk berenang dan bermain.
Di beberapa lokasi, aliran sungai sudah nampak lebih bersih berkat agenda kerja yang digalakkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Contohnya di anak Sungai Ciliwung di LTC Glodok dan Kali Baru di Pancoran.
Sampah dan lumpur yang terus ditangani di dua kali tersebut membuat keadaan kali jadi lebih bersih. Namun, bersihnya kali itu masih menyisakan persoalan lain.
( Baca: Kali di Jakarta Sudah Tidak Keruh, Amankah Jadi Tempat Main Anak-anak? )
Sebab, meski jernih secara kasat mata, air di sungai dan kali di Jakarta dinyatakan belum aman karena pencemarannya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Kusmadi Priharto mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa aliran sungai tersebut terinfeksi banyak kuman yang disebar melalui sampah yang mengalir.
Kusmadi menilai, fenomena sungai bersih yang dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain haruslah tetap diawasi. Bahkan, Kusmadi menyebut Dinkes DKI sama sekali tidak merekomendasikan masyarakat untuk mandi ataupun mengonsumsi air di sungai Ibu Kota.
"Sangat tidak direkomendasikan. Kalau sudah di hulunya mungkin saja di sana masih belum tercemar, tapi kalau di hilir sudah beberapa daerah itu dilewati, sudah terkontaminasi. Walapun tampilannya jernih, bukan berarti bebas kuman dan masalah," ujar Kusmadi saat dihubungi Kompas.com Rabu (18/5/2016).
Menurut Kusmadi, memang sulit untuk melarang anak-anak bermain di sungai. Namun, menurut dia, jika dibiarkan, lama-kelamaan anak-anak bisa terjangkit penyakit kulit, penurunan daya tahan tubuh yang menyebabkan penyakit mudah menyerang.
Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta Junaedi mengatakan, instansinya secara bertahap mengukur kualitas air sungai. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) sudah mengukur kualitas air dari delapan aliran sungai di Jakarta.
Tersisa 5 aliran sungai lagi yang akan diukur tahun ini. "Hasil kemarin, sekitar 70 persen pencemaran berasal dari limbah rumah tangga," ujar Junaidi.
Saat pengecekan, BPLHD biasanya akan membawa sampel air ke laboratorium dan menentukan limbah yang terdapat di dalamnya. Limbah yang terkandung dalam air pun biasanya ada dua jenis, yaitu limbah rumah tangga dan limbah industri.
"Jadi, kalau fisik sungainya memang sudah semakin bagus, kualitas airnya kan belum," ujar Junaidi.