JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pencurian rumah kosong secara beruntun terjadi di salah satu rumah di Perumahan Graha Studio Alam, Jalan Raden Saleh, Cilodong, Depok.
Dalam sebulan terakhir, rumah tersebut sudah empat kali kemalingan. Pemilik rumah, Alsadad Rudi (27), mengatakan bahwa rumahnya kemalingan pada 22 April, 23 April, 3 Mei dan terakhir pada 24 Mei.
Empat peristiwa itu terjadi pada siang hari, atau ketika rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal bekerja.
"Di semua kejadian itu saya baru tahu kalau kemalingan pas malam harinya saat baru sampai di rumah," kata Sadad saat ditemui, Rabu (25/5/2016).
Sadad menuturkan bahwa ia sudah kehilangan banyak harta benda akibat serangkaian peristiwa itu.
Pada kejadian pertama, ia kehilangan sebuah jam tangan yang disimpannya dalam lemari pakaian.
Sementara itu, pada kejadian kedua, ia kehilangan sejumlah peralatan pertukangan yang disimpannya di dapur, salah satunya tangga aluminium berukuran 2 meter.
Menurut Sadad, kerugian materi terbesar yang dialaminya terjadi pada peristiwa ketiga, yakni pada 3 Mei.
Saat itu, ia kehilangan uang 250 dollar AS yaang disimpannya di dalam lemari pakaian. Usai peristiwa ini, ia langsung melapor ke polsek terdekat, yakni Polsek Sukmajaya.
Namun, menurut Sadad, laporannya itu tidak dikuti dengan adanya penyidik polisi yang datang ke rumahnya untuk mengecek dan mengindentifikasi lokasi kejadian.
"Yang datang cuma anggota Babinkamtibmas. Itu juga cuma lihat-lihat doang," kata Sadad.
Sampai akhirnya, tiga pekan berselang, rumah Sadad kembali dibobol maling. Pada kejadian tanggal 24 Mei ini, ia kehilangan satu unit ponsel Samsung Galaxy Fit dan uang 41 dollar AS.
"Uang dollarnya itu uang sisa kejadian sebelumnya. Jadi pas kejadian ketiga, uangnya tidak diambil habis. Tapi disisain. Nah, sisa uangnya itu yang sekarang diambil lagi," kata Sadad.
Dalam kejadian-kejadian sebelumnya, Sadad mengaku bukannnya tidak melakukan pembenahan terhadap rumahnya.
Ia mengaku sudah mengganti kunci pada seluruh pintu. Karena itu, ia kesal saat mengetahui maling tetap membobol rumahnya.
Kekesalannya itu bertambah saat ia menilai polisi seperti tidak serius menanggapi laporannya.
Menurut Sadad, pihak Polsek Sukmajaya baru menurunkan penyidiknya ke lokasi kejadian setelah kemalingan yang keempat.
Itupun, kata dia, setelah adanya keluhan yang disampaikannya ke Polresta Depok. "Apa mesti nunggu ada korban yang dibunuh oleh penjahat dulu baru polisi bergerak," ujar Sadad.
Saat dikonfirmasi, salah seorang penyidik di Polsek Sukmajaya menyatakan bahwa polisi tidak bisa begitu saja menyelidiki tanpa adanya bukti yang kuat, terutama yang terkait dengan terduga pelaku.
"Kita tidak bisa mengambil seseorang tanpa ada keterangan saksi-saksi. Kalau asal main comot nanti bisa celaka di kitanya," kata penyidik tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.