Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Kaji Rencana Perbolehkan Bus Instansi Pemerintah Lewat "Busway"

Kompas.com - 01/06/2016, 12:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji aturan yang memperbolehkan bus instansi pemerintah melintasi busway atau jalur khusus transjakarta.

Pernyataan itu dilontarkan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) Andri Yansyah dalam menanggapi laporan warga mengenai seringnya bus Pemprov DKI masuk busway.

Padahal, aturan yang berlaku menyatakan bahwa jalur khusus itu hanya diperuntukkan bagi transjakarta dan kendaraan layanan darurat, seperti ambulans serta pemadam kebakaran.

(Baca: Bus "Enjoy Jakarta" Dilaporkan Sering Terobos "Busway")

"Memang sekarang kita lagi bahas nih tentang kemungkinan bus karyawan bisa menggunakan jalur busway. Tetapi, bukan cuma karyawan DKI saja, melainkan juga karyawan instansi yang lain," kata Andri kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2016).

"Misalnya, karyawan Kemenhub, Kemenpora, Kemendagri kan banyak tuh. Sudah kita lapor ke Pak Gubernur. Sekarang lagi dikaji," kata Andri.

Menurut Andri, adanya rencana itu dilatarbelakangi seringnya jalur transjakarta dalam keadaan kosong melompong karena tak dilintasi bus transjakarta.

Akibatnya, kata dia, polisi sering menggunakan hak diskresinya untuk memperbolehkan kendaraan pribadi lewat jalur transjakarta.

"Ini lagi kita bahas, tetapi belum sepenuhnya. Kita masih fokus pada pengkajian. Kita juga berkoodinasi sama Transjakarta, sebenarnya kalau menurut kajian hukum boleh enggak," ujar Andri.

(Baca: Besok, APTB Resmi Dilarang Lewat "Busway")

Sebelumnya, salah seorang warga, Agriadi Yulianto (34), sempat mengabadikan gambar dua bus Pemprov DKI bertuliskan "Enjoy Jakarta" yang kedapatan melintas di jalur transjakarta Koridor I pada Selasa (31/5/2016) sore.

"Busnya dari arah Thamrin menuju Semanggi. Posisi yang ada di gambar ada di bawah JPO Karet. Mantapnya lagi, salah satu bus sempat naikin penumpang di lajur busway," ujar Agriadi.

Menurut Agriadi, kondisi itu terjadi setiap hari. Ia pun menyayangkannya.

Sebab, kata dia, sudah seharusnya aparat Pemprov DKI menjadi pihak yang terdepan menegakkan aturan yang dibuat oleh Pemprov DKI.

"Ngenes kan lihatnya? Di saat yang lain antre, justru bus Pemprov sendiri yang enggak disiplin," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com