Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok kalau Memang Merasa Perlu Berkoalisi dengan PDI-P, Ya Lakukan"

Kompas.com - 06/06/2016, 03:45 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, mengatakan, PDI-P dan Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok harus berkompromi. PDI-P tidak dapat mengatakan bahwa jalur independen yang ditempuh Ahok bersama relawan "Teman Ahok" sebagai langkah yang salah.

"Sebetulnya enggak perlu (mengatakan jalur independen sebagai langkah yang salah). Gimana pun juga ini harus ketemu titik kompromi. Kalau memang oleh PDI-P dirasa Ahok layak didukung, ya didukung," ujar Arie saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/6/2016).

Menurut Arie, baik PDI-P maupun Ahok tidak bisa saling menyalahkan dan memaksakan keinginannya masing-masing. Jika Ahok mulai bicara soal kemungkinan diusung PDI-P, Ahok harus berkomunikasi dengan partai berlambang banteng itu.

"Sebaliknya juga, Ahok kalau merasa perlu koalisi dengan PDI-P, ya lakukan. (Kedua pihak) tidak perlu harus membuat manuver ke publik saling salah-salahan. Menurut saya jangan begitu," kata dia.

Salah satu kompromi yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan dukungan PDI-P dan relawan Teman Ahok. Menurut Arie, gabungan dukungan itu dapat menghimpun suara pada Pilkada 2017.

"Justru disambungkan coba jalur independen yang selama ini ditempuh oleh Ahok dengan dukungan KTP itu dan dukungan yang muncul dari PDI-P. Itu titik kompromi. Bagaimanapun juga, ini kan soal formalitas di dalam pencalonan, tetapi praktiknya kan ini bisa menghimpun suara," kata Arie. (Baca: Ahok: Kalau Saya Diusung PDI-P, Enggak Enak sama "Teman Ahok")

Arie menyebut, PDI-P tidak dapat mengabaikan data KTP dukungan yang selama ini dikumpulkan untuk Ahok-Heru. Jika PDI-P tidak mau menerima itu, sebaiknya kedua pihak langsung bertarung secara terbuka.

"Poin saya adalah kalau PDI-P merasa perlu ngusung Ahok, ya usung saja. Tapi, kalau memang enggak, ya tarung saja sekalian terbuka. Bagi Ahok kan dukungan dari jalur independen, KTP yang terkumpul itu kan sumber daya juga. Itu enggak bisa diabaikan. Cari jalan tengah-lah," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira mengatakan bahwa partainya masih membuka peluang untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat sebagai calon kepala daerah pada Pilkada DKI 2017.

Namun, Andreas meminta Ahok untuk mengakui terlebih dahulu bahwa jalur independen yang ditempuhnya bersama kelompok relawan Teman Ahok adalah langkah yang salah. Hal tersebut disampaikan Andreas menanggapi sikap Ahok yang belum lama ini mulai bicara soal kemungkinan duet kembali dengan Djarot dan diusung PDI-P. (Baca: Kalau Ahok Akui Jalur Independen Salah, PDI-P Siap Menjagokannya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com