Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Dua Pendiri "Teman Ahok" Ditahan di Imigrasi Singapura dan Akhirnya Dideportasi

Kompas.com - 06/06/2016, 09:51 WIB
Nursita Sari

Penulis

Kompas TV Sempat Ditahan Imigrasi, 2 Teman Ahok Tiba di Indo

"Yang harusnya kami dipulangkan (Sabtu) pukul 10.00 malam itu ternyata menghadapi hambatan administrasi terkait dengan hukum-hukum yang berlaku di sana (Singapura)," ujarnya.

Ajakan datangi Kedubes Singapura

Karena Teman Ahok di Jakarta tidak menerima kabar dari Amalia dan Richard, mereka pun khawatir dan menulis pernyataan di Facebook yang meminta agar Pemerintah Singapura segera melepaskan Amalia dan Richard. Dalam pernyataan itu, Teman Ahok menyebut akan mendatangi Kedutaan Besar Singapura di Jakarta jika Amalia dan Richard tidak segera dipulangkan. Namun, pernyataan tersebut dihapus.

"Menyadari kekeliruan tersebut, Teman Ahok juga sudah mencabut tweet dan post bernada ancaman tersebut," tulis Teman Ahok dalam akun Facebook-nya, Minggu.

Teman Ahok juga meminta maaf karena telah mengeluarkan pernyataan akan mendatangi Kedubes Singapura.

"Teman Ahok meminta maaf secara terbuka kepada publik jika pernyataan Teman Ahok terkait akan mendatangi Kedubes Singapura jika Amalia dan Richard tidak dilepaskan segera dianggap tidak elegan dan bernada ancaman," demikian penggalan pernyataan yang ditulis di akun Facebook tersebut.

Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, menyebut mereka cukup emosional dan gusar karena sebelumnya mendapat kabar Amalia dan Richard akan dipulangkan Sabtu malam.

"Mbak Amalia dijanjikan pulang pukul 10.00 malam. Makanya, kami merasa gusar, merasa emosional, kami tidak punya akses menghubungi siapa yang berwenang. Kami mohon maaf karena itu provokatif. Kami mohon maaf atas pernyataan kami di media sosial," kata Singgih di markas Teman Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com