JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan bahwa pihak yang mendapatkan keuntungan besar dengan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah Partai Golkar.
Dengan mengusung calon populer sepeti Ahok, Golkar dinilai melakukan suatu manuver cantik.
(Baca juga: Kader Golkar Minta Ahok Berfoto dengan Elite Partai)
Burhanudin pun mencontohkan manuver Golkar lainnya, yakni mencuri start dengan mendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.
"Yang mengambil keuntungan dari proses pencalonan Ahok lewat partai itu Golkar. Saya pribadi memandang ini langkah atau manuver Golkar yang cerdas dan licik," kata Burhanudin saat rilis survei "Opinion Leaders" di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).
Golkar pasca-orde baru, menurut dia, bukan partai besar di DKI Jakarta sehingga Golkar mendukung Ahok yang memiliki tingkat popularitas, kapabilitas, dan elektabilitas tinggi.
"Golkar mendapatkan kesempatan untuk mencuri dukungan warga Jakarta yang selama ini jarang melihat Golkar secara alternatif partai yang mereka pilih," ucap Burhanudin.
(Baca juga: Partai Hanura Berharap Komunikasi PDI-P dengan Partai Pendukung Ahok Tetap Mesra)
Ia berpendapat, keuntungan yang diperoleh Golkar melebihi dua partai pendukung Ahok lainnya, yakni Partai Nasdem dan Hanura. Pun melebihi relawan pendukung Basuki, Teman Ahok.
"Jangankan Teman Ahok, Nasdem, dan Hanura seakan tak dapatkan apa-apa. Karena spotlight dimonopoli Golkar," kata Burhanudin.