Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertangkap Mencopet di Kereta, Pelaku Dipajang di Depan Stasiun

Kompas.com - 08/08/2016, 17:54 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) mengamankan lima pencopet di tiga lokasi yang berbeda, Senin (8/8/2016). Humas PT KCJ Eva Chairunnisa menyebutkan pencopetan pertama terjadi di kereta jurusan Maja - Tanah Abang sekitar pukul 06.54 WIB.

Saat itu petugas keamanan dalam (PKD) kereta melihat Kijan (48), merogoh tas salah seorang penumpang. Kijan pun segera dibawa ke pos pengamanan.

"Selanjutnya di Stasiun Tanah Abang sekira pukul 08.15 tepatnya di tangga peron 5 dan 6 korban bernama Dede melaporkan bahwa HP miliknya telah hilang," ujar Eva dalam pesan singkat, Senin.

Setelah PKD menyisir ke peron tersebut, dua penumpang yang dicurigai bernama Raharjo dan Waskito diperiksa. Setelah digeledah di pos pengamanan, ditemukan ponsel milik Dede dan keduanya mengakui perbuatannya.

Pencopetan kembali terjadi sekitar pukul 09.15 WIB di Stasiun Manggarai. Seorang perempuan muda, Yeni (23) tertangkap saat sedang menguntit tas milik Aviendha (25) di peron 5 dan 6. Saat itu peron dipadati penumpang yang baru turun dari kereta.

"Korban merasa tasnya ada yang merogoh, kemudian secara refleks korban berbalik dan berteriak copet. Ponsel korban kemudian langsung dibuang ke peron oleh pelaku tetapi ada penumpang lain yang melihat," tutur Eva.

Korban tersebut langsung mengambil ponselnya dan melaporkan ke pengamanan stasiun. Eva menyayangkan para korban tidak ada yang ingin melanjutkan laporan ke polisi untuk diproses secara hukum. Pihaknya pun hanya mampu 'menghukum' para pencopet ini.

"Langkah yang diambil PT KCJ saat ini membuat surat pernyataan yang harus diisi oleh para pelaku dan pelaku dipajang di Stasiun Manggarai. Diharapkan hal tersebut dapat menjadi efek jera bagi para pelaku pencopetan," ujarnya.

Ke depan, Eva berharap para korban bersedia melanjutkan kasus pencopetan ke polisi meski barang telah kembali. Hal ini menurutnya, penting untuk menciptakan efek jera bagi pelaku lainnya.

Ia juga mengimbau para penumpang untuk selalu menjaga barang bawaannya sebab ruang publik memang kerap menjadi incaran para penjahat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com