Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Warga Rawajati jika Direlokasi ke Rusun Marunda

Kompas.com - 24/08/2016, 09:22 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Selatan berencana merelokasi 160 warga yang tinggal di RT 09 RW 04, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Wacana penertiban itu disebut Pemkot Jaksel sebagai upaya untuk mengembalikan lahan yang ditempati warga ke fungsinya sebagai fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) dan ruang terbuka hijau. Namun, sebanyak 160 warga menolak direlokasi ke Rusun Marunda.

Mereka beralasan lokasi rusun tersebut jauh dari lokasi awal mereka tinggal.

Seorang warga yang membuka usaha fotokopi, Imam (45) mengaku menolak rencana penggusuran itu. Menurutnya Rusun Marunda berlokasi sangat jauh dari tempat dirinya mendirikan usaha.

Warga lainnya, Siti (26). Wanita yang tengah mengandung anak pertamanya itu mengaku sudah sejak lahir menempati sepetak rumah di Rawajati. Ia bingung mencari sumber penghasilan jika direlokasi.

"Sehari-hari kerja saya usaha jualan jus. Kalau bisa ya pindah yang dekatlah," ujar dia di lokasi, Selasa (23/8/2016).

Untuk menolak penggusuran itu, warga Rawajati dikabarkan akan menggelar acara pada Kamis (25/8/2016). Warga juga berencana mengundang pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, aktivis Ratna Sarumpaet, hingga musisi Ahmad Dhani untuk mendeklarasikan penolakan.

Namun warga percaya bahwa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan bertindak bijaksana untuk memperbaiki kehidupan warganya.

Camat Pancoran Hary Gunara mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga dan telah memutuskan akan membongkar bangunan di sana pada 1 September mendatang.

"Surat peringatan sudah dari tahun lalu, enggak ada SP 1 atau SP 2 lagi karena sudah dikasih semua, akhirnya 1 September kami bongkar," kata Hary saat dihubungi, Selasa siang.

Hary mengakui ada penolakan warga terkait rencana pembongkaran ini. Kendati demikian, kata Hary, pemerintah sudah memutuskan bahwa warga akan direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara.

"Sudah bagus mereka direlokasi, mereka ini kan dudukin tanah negara. Itu jalur hijau, bertahun-tahun di situ, sekarang maunya dipindah yang dekat ke mana? Adanya di Marunda," ujar Hary.

Dalam sepekan ke depan, pihaknya membuka pendaftaran bagi warga untuk mendapatkan unit di Rusun Marunda. Pihak pengelola Rusun Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, telah menyiapkan sebanyak 60 rusun untuk menampung puluhan kepala keluarga (KK) yang berasal dari Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.

Kepala Rusun Marunda, Murni Sianturi menjelaskan, dari informasi yang didapatkan pihak Kelurahan Rawajati, ada 60 KK yang akan dipindahkan ke Rusun Marunda. Meski secara langsung belum ada warga Rawajati yang datang ke rusun tersebut, pihak Kelurahan Rawajati telah menyerahkan ke 60 nama KK ke pengelola Rusun Marunda.

"Kabarnya ada 60 KK, kami sudah siapkan rusunnya, tinggal dihuni," ujar Murni saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Murni menjelaskan, seluruh warga yang pindah tidak akan ditempatkan di satu blok yang sama, ini karena keterbatasan hunian yang kosong di Rusun Marunda.

Terkait adanya kekhawatiran tentang pendidikan anak-anak warga Rawajati setelah direlokasi, Murni mengatakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI akan membantu anak-anak warga Rawajati untuk mendapatkan sekolah negeri maupun sekolah-sekolah yang layak bagi pendidikan anak-anak tersebut.

Murni yakin, pendidikan di Jakarta Utara tak kalah dibanding pendidikan di tempat tinggal mereka yang dulu. Saat ini, ada sekitar 160 anak-anak penghuni Rusun Marunda yang bersekolah di sekolah swasta.

"Banyak kok anak-anak yang juara di Jakarta Utara," ujar Murni.

Untuk transportasi, di Rusun Marunda juga disediakan bus sekolah yang akan mengantarkan anak-anak warga Rawajati untuk berangkat sekolah. Terkait lapangan pekerjaan, bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DKI beserta sejumlah UMKM, pengelola rusun akan mengusahakan agar para warga bisa mendapat pelatihan untuk berusaha.

Pihaknya juga akan mempekerjakan warga jika nantinya Pemda DKI membuka sejumlah lowongan kerja. Lowongan tersebut akan diatur sesuai dengan kemampuan dan pendidikan warga.

Selasa (23/8/2016) siang, Kompas.com mencoba melihat salah satu hunian rusun yang akan ditempati oleh warga Rawajati tepatnya di Blok C4, Rusun Marunda. Unit hunian itu memiliki empat ruangan, ruang tamu berukuran 6 meter x 3 meter, dua kamar tidur yang memiliki luas masing masing 3,2m x3,2 m, serta area dapur yang berdekatan dengan kamar mandi. Tampak sebuah teras kecil berukuran 3m x 3m berada di hunian itu.

Di dalam hunian, tak ada satupun perlengkapan rumah tangga yang disiapkan oleh pengelola rusun. Semuanya tampak kosong layaknya sebuah hunian baru. Dari penuturan seorang petugas rusun, seluruh unit memang dibiarkan kosong.

Perlengkapan rumah tangga seperti lemari, tempat tidur, kursi, meja serta sejumlah perabotan rumah tangga lainnya menjadi tanggung jawab penghuni untuk mengisinya. Sedangkan pihak pengelola akan membantu untuk memasang aliran listrik serta saluran air.

"Semua hunian memang kosong, nanti perabotannya akan diisi oleh mereka. Kami hanya bantu pasang-pasang listrik, air, saluran wastafel," ujar petugas tersebut.

Di tiga bulan pertama, seluruh kepala keluarga digratiskan untuk membayar uang sewa. Sedangkan biaya air dan listrik ditanggung para penghuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com