Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Orangtua Pasien yang Minta Dokter Indra Dibebaskan Dinilai Salah Alamat

Kompas.com - 24/08/2016, 15:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membenarkan adanya kunjungan para orangtua pasien dokter Indra yang tergabung dalam Koalisi Stay Trust Dokter Indra (STDI) ke lembaga itu.

Para orangtua pasien itu meminta penangguhan penahanan terhadap dokter yang berpraktik di RS Harapan Bunda itu. Para orangtua itu mengatakan, penahanan dokter Indra telah mengakibatkan anak mereka tidak mendapat penanganan medis.

Dokter Indra jadi tersangka dalam kasus vaksin palsu dan telah ditahan pihan kepolisian.

Komisiner KPAI Bidang Kesehatan dan Napza, Titik Haryati,  Rabu (24/8/2016), mengatakan, para orangtua pasien meminta agar dokter Indra dibebaskan. Namun, Titik menyampaikan masalah tersebut bukan kewenangan KPAI, tetapi pihak Bareskrim Polri yang menangani kasus tersebut. Karena itu, permintaan mereka disebut salah alamat.

"Permintaannya adalah minta dibebaskan dokternya. Ini kan KPAI porsinya kan enggak bisa, karena itu kalau proses hukum kan ranahnya pihak kepolisian," kata Titik.

Ia mengatakan, pengaduan orangtua pasien itu tetap diterima. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berkaitan pengaduan koalisi tersebut, yang menyatakan anak mereka lebih cocok berobat dengan dokter Indra.

"Mereka mengatakan, anaknya harus dilindungi kesehatannya, juga mengatakan kalau anaknya cocok, bisa sembuh hanya dengan dokter Indra. (Tapi) kan harus dicocokan dengn IDAI yang ahli di bidang itu," ujar Titik.

"Jadi nanti KPAI akan bicarakan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kalau diminta praktik lagi juga kan dokter bermasalah tidak bisa langsung praktik lagi," tambah Titik.

Para orangtua di koalisi itu membawa bukti kalau anaknya berobat dengan dokter Indra bisa sembuh.

"Ada bukti kalau anaknya berobat dengan dokter itu, anaknya bisa sembuh. Jadi obatnya pun pasti cocok, katanya seperti itu. Namun membebaskan dokternya itu sebenarnya di kepolisian, di Mabes (Polri), Bareskrim, bukan KPAI," ujar Titik.

Ada sepuluh orangtua yang mendatangi KPAI untuk menyampaikan permintaan itu. Akibat penahanan dokter Indra, anak-anak mereka tidak bisa menerima penanganan medis lagi.

Koalisi itu mengklaim sudah ada 72 orangtua pasien dokter Indra yang bergabung. Gerakan itu diklaim sebagai dukungan murni dari para orangtua pasien dan tidak punya hubungan kerabat dengan Indra.

Koalisi STDI menilai Dokter Indra tidak bersalah atau mencari keuntungan dari vaksin palsu.  Pemerintah, dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang dinilai bertanggung jawab terhadap masalah vaksin palsu.

Kompas TV Cara Dokter Indra Sebarkan Vaksin Palsu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com