Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sandiaga Berdialog dengan Para Penderita Thalasemia...

Kompas.com - 24/08/2016, 16:21 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, mendatangi ruang transfusi darah penderita thalasemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016). Kedatangan Sandiaga ke ruangan yang dipenuhi puluhan thaller, sebutan untuk penderita thalasemia, sempat membuat ruangan itu menjadi riuh.

Selama lebih dari 30 menit berada di ruangan itu, Sandiaga menjadi pusat perhatian. Ia sempat berkeliling untuk berdialog dengan para thaller.

Philip, salah satu thaller berusia dua tahun sempat kebingungan melihat Sandiaga. Melihat Philip yang tampak kebingunan, Sandiaga langsung menghampirinya.

"Mudah-mudahan cepat sembuh, cepat pulih. Kamu hebat Philip, semangat ya," ujar Sandiaga.

Salah satu orangtua thaller, Diga, meminta Sandiaga meningkatkan jaminan layanan kesehatan warga jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anak Diga, Ade, telah menderita thalasemia sejak berusia dua tahun. Saat ini, Ade berusia tujuh tahun.

"Harapannya untuk Pak Sandi (Sandiaga), pelayanan kesehatan yang sudah baik, terus diperbaiki," ujarnya.

Diga mengatakan, sebelum menjadi peserta BPJS, seluruh pembiayaan perawatan Ade masih harus ditanggung oleh keluarganya. Setiap bulan, Diga harus membawa anaknya untuk transfusi darah di rumah sakit.

"Kalau dulu saya masih umum, habis Rp 30 juta. Tapi Alhamdulillah sekarang pakai BPJS semua di-cover, makanya berharap pelayanan makin baik," ujar Diga.

Pasien lainnya, Indra, mengeluhkan pekerjaan yang sulit didapat karena penyakitnya itu. Indra menceritakan bahwa perusahaan tempat dia bekerja, tak lagi mau mempekerjakananya setelah mengetahui dirinya mengidap thalasemia.

Indra yang sekarang berumur 25 tahun, didiagnosa menderita thalasemia sejak umur satu tahun. Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh kurangnya produksi hemoglobin (sel darah merah) yang diakibatkan terjadinya gangguan dalam proses pembentukan rantai sel darah karena kerusakan gen dalam tubuh. Penyakit ini terdapat di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

"Dulu kerja, tapi karena kondisi seperti ini, jadi nggak dipekerjakan lagi," ujar Indra.

Sandiaga mengatakan, masih cukup banyak perusahaan yang melakukan perekrutan berpatokan pada kesehatan si pelamar. Menurut Sandiaga, para thaller bisa bekerja di mana saja dan tidak harus selalu bekerja di dalam kantor.

"Dengan terobosan teknologi dan digital, mereka bisa menjadi sales jualan online, e-commerce, developer. Perusahan-perusahaan mind set-nya masih kuno, yang penting selama tidak mengganggu produktifitas ya tidak masalah," ujar Sandiaga.

Kompas TV Sandiaga Uno Diminta Tiru Tri Rismaharini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com