Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2016, 14:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kemang Jakarta Selatan kembali terendam banjir pada Sabtu (27/8/2016). Bangunan bisnis seperti restoran dan pusat perbelanjaan terendam banjir.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan banjir yang merendam kawasan Kemang diakibatkan oleh jebolnya tembok rumah warga yang berbatasan langsung dengan Kali Krukut.

"Jadi yang jebol bukannya bronjongan dari kali Krukut, tapi dari tumah orang yang dindingnya jebol," kata Ahok, di Kementerian Kehutanan dan LH, Jakarta Pusat, Minggu (28/8/2016).

Ahok mengatakan, banyak warga yang membangun bangunan di badan kali Krukut. Mereka pun memiliki sertifikat hak milik untuk membangun bangunan di sana. Ahok mengaku tidak mengetahui bagaimana warga bisa mendapatkan sertifikat tersebut. Ada sebanyak lima rumah warga yang temboknya jebol.

"Nah kasus (banjir) Kemang ini kebetulan dia airnya ngalir ke daerah yang enggak ada pompanya. Semua kali enggak boleh jebol, nah ini jebol dari rumah orang," kata Ahok.

Solusinya, Dinas Tata Air DKI Jakarta akan memasang bronjong di sepanjang rumah warga. Bronjong merupakan kotak dari anyaman kawat yang diisi oleh batu-batu di tepi sungai, dan berguna sebagai penahan erosi.

Selain memasang bronjong, Dinas Tata Air DKI Jakarta juga mengirim alat berat ke Kali Krukut.

Ahok memastikan alat berat tersebut tak dipergunakan untuk mengeruk kali hingga kedalaman dua meter. Sebab, nantinya rumah warga yang berdiri di badan air juga akan ikut roboh.

"Makanya saya katakan, yang paling kacau saya berkali-kali sampaikan Jakarta kalau bukan karena rob, relatif banjir enggak ada. Karena Selatan ke Utara yang paling bahaya Selatan karena dindingnya sudah dinding sungai semuanya," kata Ahok.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, ingin membebaskan lahan di Kemang. Hanya saja, rencana itu terganjal surat serta sertifikat kepemilikan yang dikantongi pengembang serta penghuni. Di sisi lain, Ahok sempat menolak pembangunan dua hektar apartemen di kawasan Kemang.

"Ingat enggak yang dulu saya marah-marah? Kami mau beli dua hektar buat tampungan air, tapi yang punya (lahan) enggak mau jual ke kami," kata Ahok.

Kompas TV Sejumlah Titik di Jakarta Terendam Banjir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com