Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Sungai-sungai di Jakarta Kian Mendesak

Kompas.com - 29/08/2016, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Banjir besar melanda sejumlah tempat di Jakarta pada Sabtu (27/8/2016) malam meski curah hujan tidak terlalu tinggi. Peristiwa ini mengingatkan bahwa pembenahan sejumlah sungai di Jakarta mendesak dilakukan secara terpadu.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, banjir terjadi karena hujan lokal. Meski curah hujan tak masuk kategori ekstrem, yakni 50-88 milimeter, air hujan tak mampu tertampung infrastruktur yang ada.

Salah satu kawasan yang paling parah terkena dampak adalah Kemang, Jakarta Selatan. Hingga Minggu (28/8) pagi, luapan air yang merendam sejumlah tempat parkir bawah tanah di beberapa gedung di kawasan itu masih disedot petugas menggunakan mesin pompa.

Ketinggian air di kawasan itu sekitar 1 meter. ”Padahal, biasanya di sini jarang banjir sampai masuk rumah,” kata Sandiya Neli Utama (46), warga Jalan Kemang Selatan X, yang rumahnya berjarak 150 meter dari Kali Krukut.

Menurut warga setempat, arus Kali Krukut saat hujan Sabtu malam sangat deras. Akibatnya, tembok pembatas jebol di empat titik, yang membuat air meluap ke permukiman dan kawasan bisnis di Kemang.

Dari pengamatan, lebar Kali Krukut sudah sangat sempit di sejumlah ruas. Beberapa bangunan, dari gubuk semipermanen hingga gedung-gedung mewah, dibangun di tepi kali itu hingga tak menyisakan bantaran lagi.

Menurut Kepala Seksi Tata Air Kecamatan Mampang Prapatan Torkis Tambunan, normalisasi Kali Krukut sudah mendesak dilakukan secara menyeluruh. Tanpa normalisasi, banjir akan terus berulang di masa mendatang.

Ancaman banjir

Kondisi serupa Kali Krukut itu juga ditemukan di sejumlah kali lain yang dijelajahi Kompas dalam liputan khusus Jakarta Kota Sungai sejak Mei lalu. Pendangkalan, penyempitan alur, okupasi bantaran kali oleh bangunan, dan proses normalisasi yang masih sepotong-sepotong membuat ancaman banjir masih selalu menghantui Ibu Kota.

Enam dari 13 sungai telah dijelajahi dalam periode Mei-Juli lalu, yakni Kali Cakung, Buaran, Jatikramat, Mookervart, Grogol, dan Pesanggrahan.

Melihat langsung Cakung, Buaran, dan Jatikramat terlihat bahwa ketiganya belum tersentuh upaya normalisasi kali. Di beberapa tempat, air kali hitam pekat tanda kandungan limbah amat tinggi. Okupasi bantaran oleh permukiman ataupun tempat usaha pun jamak terjadi.

Di Jakarta Barat, pembangunan jalan inspeksi di tepian Sungai Mookervart belum berlanjut dalam tiga bulan terakhir karena proses ganti rugi enam bidang lahan belum selesai.

”Kami belum tahu kapan jalan inspeksi di sini akan dikerjakan,” kata Sujari (43), Ketua RT 009 RW 002 Rawa Buaya, Jumat (26/8).

 Di Jakarta Selatan, seperti di sekitar Jalan Lebak Bulus III, Cilandak, okupasi Kali Grogol terus terjadi. Di tepi barat sungai itu berdiri bangunan empat lantai. Lebih ke selatan lagi, di perkampungan padat, banyak rumah warga berada tepat di bibir kali dan membelakangi sungai.

Lurah Pondok Labu Siti Fauziah Ghozali mengakui, sejumlah warga yang mendirikan rumah di bantaran sungai itu bahkan memiliki sertifikat tanah resmi. Jika kelak pemerintah berniat menormalisasi sungai, harus ada pembebasan atau pembelian lahan dari masyarakat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com