Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khotbah Shalat Id, AM Fatwa Sebut DKI Tak Bersahabat bagi Kalangan Ekonomi Lemah

Kompas.com - 12/09/2016, 12:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senator DPD RI dapil DKI Jakarta AM Fatwa menjadi khotib Idul adha di Masjid Albahrain, Pelabuhan Sunda Kelapa, Senin (12/9/2016).

Dalam khotbahnya, AM Fatwa menyinggung soal rakyat Jakarta yang makin menderita karena penggusuran terjadi di mana-mana.

"Jakarta justru menjadi kota yang tidak bersahabat bagi kalangan ekonomi lemah. Mereka digusur dan diusir dari rumah yang mereka bangun dengan jerih payah dari hasil tabungan puluhan tahun, karena mereka tidak punya modal untuk mengubah status lahan yang mereka diami, dari ilegal menjadi legal," kata Fatwa dalam khotbahnya, seperti dikutip dari keterangan tertulis DPD RI, Senin.

"Sementara itu, kalangan mapan yang mampu mengubah status lahannya dari ilegal menjadi legal," tambah dia.

AM Fatwa menjelaskan, tahun 2015 menjadi tahun yang paling kelabu bagi masyarakat miskin ibu kota.

(baca: Khotbah Shalat Id, Amien Rais Ingatkan Jangan Pilih Cagub DKI Tukang Gusur)

Pada tahun itu, LBH mencatat jumlah penggusuran yang terjadi di Jakarta, sebagai yang terbesar sepanjang sejarah pemerintahan kota Jakarta.

Jika melihat angka-angka LBH, korban penggusuran tahun 2015, jauh lebih besar dibandingkan penggusuran yang terjadi selama masa pemerintahan kolonial Belanda.

Dia menambahkan, sebagian dari mereka yang digusur memang pindah ke rumah-rumah susun.

Namun, tidak sedikit pula yang meninggalkan Jakarta dan memulai hidup baru di tempat lain, karena akses serta peluang mereka untuk mencari nafkah semakin sempit.

“Seorang penjual jajanan yang menggunakan teras rumahnya untuk berjualan, dan mengandalkan pemasukan dari orang-orang yang lewat, tidak mungkin meneruskan usahanya di rumah susun. Apalagi beban hidup mereka semakin bertambah, karena setiap bulan mereka dikenai kewajiban membayar IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan), yang jumlahnya mencapai ratusan ribu rupiah," ujarnya.

(baca: Berdiri di Samping Sekda DKI, Yusril Jelek-jelekkan Pemerintahan Ahok)

Harusnya, lanjut Fatwa, proses penggusuran dan relokasi masyarakat miskin harus dipikirkan secara komprehensif dan dilakukan dengan hati-hati.

Jangan sampai kebijakan pembangunan kota Jakarta mengorbankan kepentingan masyarakat tidak mampu, menghilangkan sumber-sumber mata pencaharian kaum miskin, serta menutup peluang-peluang mereka untuk mencari nafkah.

Menjelang Pemilukada yang bakal digelar, AM Fatwa mengimbau agar warga dapat berpartisipasi aktif untuk menentukan figur pimpinan terbaik yang representatif dan mewakili kepentingan warga.

Masyarakat DKI, kata dia, harus bisa lebih bijaksana. Jangan menggunakan kesempatan Pilkada untuk mendapatkan keuntungan materi yang nilainya pasti tidak seberapa, jika dibandingkan dengan 1.825 hari yang akan dilalui ke depan.

"Tolaklah semua praktik kotor yang biasa kita jumpai dalam pelaksaan pemilukada. Saatnyalah kita bersikap dewasa, dan memberikan contoh praktik demokrasi yang bersih, jujur, dan adil kepada daerah-daerah lain di seluruh penjuru tanah air," ujar Fatwa.

Kompas TV Pemprov DKI Siapkan Lokasi Berdagang Bagi Warga Rawajati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com