Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Bantah Minta Tambahan Kontribusi 15 Persen Dihapus demi Kepentingan Pengembang

Kompas.com - 15/09/2016, 00:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Balegda DPRD DKI Jakarta membantah telah meminta tambahan kontribusi 15 persen dihapus dalam raperda tata ruang. Apalagi, jika disebut alasannya adalah untuk membela kepentingan pengembang.

Hal ini mereka sampaikan ketika menjadi saksi atas terdakwa Mohamad Sanusi. Balegda DPRD DKI yang menjadi saksi adalah Mohamad Taufik, Merry Hotma, dan Bestari Barus.

Penasihat hukum Sanusi menjelaskan kepada ketiganya bahwa nama mereka disebut dalam dakwaan Sanusi.

"Pertanyaan saya, apakah ada keinginan dari saudara Taufik, Merry, dan Bestari, untuk menghapuskan tambahan kontribusi 15 persen itu?" tanya penasihat hukum di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Rabu (14/9/2016), malam.

Taufik menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lainnya. "Pak, kalau argumentasi itu boleh enggak? Justru kita enggak hilangkan. Kita tanya dasar hukumnya tambahan kontribusi mana? Kira-kira menurut Bapak, kalau enggak ada dasar hukumnya pantas enggak dimasukan ke perda?" ujar Taufik.

Taufik mengatakan pihak yang menyebut tidak ada dasar hukum dalam tambahan kontribusi 15 persen adalah Biro Hukum Pemprov DKI. Kemudian, Pemprov DKI juga mengatakan bahwa tambahan kontribusi merupakan diskresi Gubernur.

Taufik mengatakan hal itulah yang akhirnya membuat Balegda sepakat untuk memindahkan bagian tambahan kontribusi dari perda ke pergub. Taufik mengatakan, memindahkan bukan berarti menghilangkan.

Pemindahan itu juga bukan karena DPRD DKI tidak ingin ada tambahan kontribusi di perda melainkan karena Pemprov DKI tidak bisa menjelaskan apa dasar hukumnya. Hal senada disampaikan oleh Merry Hotma.

Merry mengatakan dia bahkan pernah meminta agar tambahan kontribusi itu dibuat lebih tinggi dari 15 persen. Namun, karena Pemprov DKI menyebut tidak ada dasar hukum dalam hal ini, maka disepakati untuk diatur dalam pergub.

Merry membantah perpindahan tambahan kontribusi itu untuk membela kepentingan pengembang.

"Jadi sekali lagi, tidak ada niat dari kami untuk menghilangkan tambahan kontribusi. Kami keberatan disebut demikian. Buktinya di sadapan, saya tanya kenapa enggak 20 persen? Kita enggak bela pengembang. Kita enggak kenal pengembang itu siapa," ujar Merry. (Baca: Aguan Mengaku Pernah Mengeluh kepada Ahok soal Tambahan Kontribusi)

Sementara itu, Bestari Barus mengatakan bahwa pendapat anggota Balegda dalam forum merupakan haknya sebagai anggota Dewan.

"Saya rasa itu hak saya sebagai anggota Balegda, didasari dari keterangan dan penjelasan dinas terkait yang ternyata mereka tidak bisa jelaskan secara benar. Kami ada hak," ujar Bestari.

Kompas TV Presdir Agung Podomoro Land Temui Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com