Sebab, dalam survei yang sama, ketika Ahok-Djarot melawan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, yang dipasangkan dengan Sandiaga, selisihnya sangat tipis.
Pasangan Ahok-Djarot mendapatkan elektabilitas 37,9 persen dan Anies-Sandiaga sebesar 36,4 persen.
Ketika dirilis sepekan lalu pada Kamis (15/9/2016), Sandiaga puas bukan main sebab apa yang dielu-elukannya selama ini sesuai dengan data survei Poltracking. (Baca: Sandiaga: Semua Opsi Kami Buka, Termasuk Memilih Pak Anies)
Sebanyak 23 persen responden menilai pemerintahan Ahok-Djarot belum berhasil membuat harga bahan pokok di Jakarta dapat dijangkau masyarakat. Begitu juga soal penanganan banjir, mengurangi angka kemiskinan, serta penyediaan lapangan kerja baru, dinilai masih jauh dari berhasil.
Terlepas siapa pun gubernur dan wakil gubernurnya, hasil survei itu menyebutkan sebanyak 25 persen responden menginginkan agar pemerintahan yang baru mampu mengendalikan harga bahan pokok.
Sebanyak 23 persen responden menginginkan agar pemerintah mampu menyediakan lapangan kerja baru, dan 7,2 persen responden menginginkan agar pengangguran bisa diatasi.
Survei dilangsungkan Poltracking pada 6-9 September 2016 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 400 responden. Tingkat margin of error sebesar 4,59 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Data enggak akan bohong, benar kan apa yang saya bilang selama ini?" kata Sandiaga seraya tersenyum. (Baca: Survei: Pengendalian Bahan Pokok dan Lapangan Kerja Jadi Isu Utama Pilkada DKI)
Sandiaga memastikan ia tak memengaruhi atau terlibat dalam survei itu. Ia sendiri memiliki survei dari konsultan yang tak pernah dirilisnya.
"Nanti kalau kami rilis survei internal dibilang ya jelas saja karena bayar, tetapi ini surveinya Hanta lho," kata Sandiaga merujuk ke Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha.
Kabarnya, Prabowo dan SBY masing-masing sudah memegang satu bundel hasil survei itu. Mereka pun kini masing-masing tengah memfinalisasi keputusan siapa yang akan diusung untuk menantang Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.