Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Harus Membuat Pulau Baru? Tidak Memanfaatkan Pulau di Kepulauan Seribu?"

Kompas.com - 08/10/2016, 15:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendapat pertanyaan dari salah seorang mahasiswa yang menanyakan kenapa Pemprov DKI Jakarta memberikan izin pembangunan pulau reklamasi.

Padahal, di sisi lain, di wilayah Teluk Jakarta terdapat 101 pulau alami yang merupakan kawasan Kepulauan Seribu.

Mahasiswa tersebut bertanya kepada Djarot saat ia menjadi pembicara pada kuliah umum dengan tema "Membangun Jakarta Masa Depan dengan Kaidah Good Government" di Kampus Universitas Prof Dr Moestopo Beragama di Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).

"Reklamasi manfaatnya buat warga Jakarta apa? Kenapa tidak memanfaatkan Pulau Seribu? Kenapa harus membuat pulau baru? Dan pulau-pulau ini yang punya siapa?" tanya mahasiswa yang diketahui bernama Herman itu.

(Baca juga: Sylviana: Reklamasi Harusnya Pakai Kajian Orang Indonesia, Bukan Belanda)

Menanggapi pertanyaan itu, Djarot mengatakan bahwa reklamasi di Jakarta sudah dilakukan sejak lama.

Ia kemudian mencontohkan beberapa kawasan yang disebutnya merupakan hasil reklamsi, seperti Pantai Indah Kapuk, Taman Impian Jaya Ancol, dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk reklamasi 17 pulau yang sekarang dilakukan di Teluk Jakarta, kata Djarot, Pemerintah Provinsi DKI sudah memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh masyarakat.

Salah satunya dengan mengenakan kontribusi tambahan sebesar 15 persen di luar kewajiban yang sudah ada.

"Kemarin sampai ada kasus karena kami memaksa. Gubernur meminta kontribusi tambahan harus 15 persen yang akhirnya membuat dia dimusuhi pengusaha. Karena pengusaha mintanya 5 persen," ujar Djarot.

Selain kontribusi tambahan, Djarot menyatakan, 30 persen dari total tiap pulau reklamasi akan diperuntukan untuk fasos fasum.

(Baca juga: Emil Salim: Reklamasi Harus Kedepankan Kepentingan Publik)

Djarot juga menyatakan, status kawasan pulau-pulau reklamasi menjadi milik negara, bukan atas nama pengembang yang membangun pulau.

"Dan kenapa tidak di Kepulauan Seribu? Karena jauh banget. Itu untuk siapa? Jadi tidak mungkin ya," ucap Djarot.

Kompas TV Presdir Agung Podomoro Land Temui Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com